HAKIKAT, POKOK-POKOK DAN BUAH IMAN



HAKIKAT, POKOK-POKOK DAN BUAH IMAN




 
URGENSI TEMA BUKU:
Buku ini adalah salah satu di antara sedikit buku yang fokus menjabarkan satu masalah pokok yaitu Iman dan juga di antara karya yang paling berhasil mengurai hakikat Iman; definisi, batasan, syarat-syaratnya dan sumber-sumbernya, dengan lugas dan terang. Maka inilah buku paling kecil jumlah halamannya namun paling praktis menjelaskan Iman dari segala sisi secara baik. Dan salah satu aspek penopang keberhasilan buku ini adalah karena setiap poin ditegakkan di atas dalil; al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih, serta dikukuhkan dengan nukilan dari sejumlah ulama. Dan salah satu yang menjadikan buku semakin solid dan valid, adalah karena ditahqiq oleh seorang muhaqqiq yang tidak asing bagi orang-orang yang mencintai ilmu, Syaikh Asyraf Abdul Maqshud hafizhahullah yang selama ini dikenal luas sebagai seorang yang banyak menangani penerbitan kitab-kitab ulama-ulama besar Ahlus Sunnah. Dan satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya, karena Kitab asli buku ini berjudul at-Taudhih wa al Bayan li Syajarah al-Iman adalah kitab yang direkomendasikan oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr pada Muhadhoroh di Kampus UGM Yogyakarta bulan februari yang lalu. Beliau 2 berkata: ”Saya menyarankan khususnya para penuntut ilmu agar merujuk kepada risalah yang ditulis Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di 5 berjudul ”At-Taudhih wa al-Bayan Li Syajaroh al-Iman.” Apabila kitab tersebut belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, saya menyarankan agar ada orang-orang yang bisa terjun untuk menerjemahkannya, agar bisa diambil faidahnya oleh banyak orang, karena risalah ini adalahrisalah yang agung di dalam masalah Iman.”
ISI BUKU SECARA UMUM:
Pertama sekali Syaikh as-Sa'di, penulis, menjelaskan tentang definisi, makna dan batasan Iman. Ulasan beliau mengenai ini sangat gamblang dan terjangkau oleh daya nalar orang yang paling awam sekalipun. Dari definisi dan batasan ini beliau kemudian merumuskan tentang hakikat Iman; dalam hati, dalam ucapan lisan maupun gerak-gerik anggota tubuh. Dan dari sini, kemudian dilengkapi dengan masalah-masalah pokok terkait Iman, seperti: Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, dan ciri-ciri orang Mukmin sejati.
Usai membaca bagian awal buku ini, seorang pembaca benar-benar diajak untuk berani mengoreksi hakikat keimanan dalam dirinya: sudahkah saya memahami hakikat Iman seperti ini? Apakah saya telah menjadi mukmin dengan batasan Iman seperti ini? Dan sebagaimana prinsip yang kita sepakati: Berilmu dulu sebelum berucap dan berbuat, maka buku ini adalah pilihan tepat memulai menggali ilmu tentang Iman secara utuh dan padu; sebagai pembangkit semangat bagi setiap kita untuk mulai berbenah dan menggapai keimanan yang lebih sempurna.
Masalah pokok lain adalah sumber-sumber Iman. Ini sangat penting, karena apabila seseorang telah sadar betapa pentingnya beriman dan memahami secara benar, maka pertanyaan yang muncul kemudian adalah: dari mana harus memulai? Maka jawabnya adalah dari usaha memiliki sumber-sumber Iman. Dan dalam buku kita ini disebutkan di antaranya: Berilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah, Merenungkan kandungan al-Qur`an, Mengkaji as-Sunnah (hadits-hadits Nabi a), Mengenal pribadi Nabi a secara baik, dan masih ada yang lain yang dapat Anda kaji di dalam buku ini, lengkap dengan penjelasan dan jabaran serta dalil-dalil yang mendasarinya.

Faidah dan buah Iman:
Iman mendatangkan kebaikan yang banyak, baik buahnya yang segera di dunia maupun yang tertunda di akhirat. Iman mendatangkan kebaikan yang melimpah, buah nikmat yang abadi dan keindahan yang terus-menerus. Dan lebih dari itu Imanlah yang menjadi sebab terhindarnya seseorang dari segala keburukan dunia dan akhirat.

(1). Iman adalah syarat pertama dan utama meraih anugerah kewalian dari Allah. Anugerah ini adalah cita-cita terbesar yang diperlombakan oleh mereka yang mencintai kebaikan, karena ia merupakan suatu yang paling mulia yang bisa didapatkan oleh orang yang dicintai Allah.
Allah Ta'ala menjelaskan dalam Surat Yunus,
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Yunus: 62).
Siapa wali-wali Allah yang dimaksud?
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (Yunus: 63).

Kemudian Allah menggenapi janjiNya dengan FirmanNya,
"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah itu. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (yunus: 64).
Maka setiap mukmin yang beriman dengan sebenar-benarnya, yang tertanam di dalam hatinya, terikrar secara jelas dengan lisannya, dan dibuktikan dengan gerak-gerik hidupnya, itulah wali Allah yang sesungguhnya.

(2). Berkaitan dengan nomor 1 di atas, adalah apa yang terkandung dalam Firman Allah Ta'ala,
"Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (Al-Baqarah: 257).
Yakni, karena Iman, Allah memastikan akan mengeluarkan orang yang beriman dari kegelapan kemusyrikan kepada cahaya tauhid, dari kegelapan kekufuran kepada cahaya keimanan, dari kegelapan kejahilan kepada cahaya ilmu, dan dari kegelapan kemaksiatan kepada cahaya ketaatan, serta dari kegelapan kelalaian kepada cahaya kesadaran diri yang terjaga untuk selalu memilih jalan lurus.

(3). Di samping akan meraih rahmat dan surge, orang mukmin juga akan mendapatkan keberuntungan dengan anugerah Allah yang paling tinggi yang bisa diraih oleh makhluk, yaitu keridhaanNya. Ini berdasarkan apa yang Allah sebutkan dalam Surat at-Taubah: 71-72,
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin; lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'adn, dan keridhaan Allah adalah lebih besar (dari itu semua); Itu adalah keberuntungan yang besar."

(4). Iman yang sempurna mencegah pemiliknya masuk neraka. Hal itu karena Iman yang sempurnalah yang akan mendorong pemiliknya melaksanakan perintah-perintah Allah baik yang wajib maupun yang sunnah dan menjauhi larangan-laranganNya baik yang haram maupun yang makruh.

(5). Allah pasti membela orang-orang yang beriman. Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman." (Al-Hajj: 38).
Yakni, Allah menghindarkan mereka dari segala hal yang tidak disukai, baik kejahatan setan-setan manusia maupun setan-setan jin, dan juga dari musuh-musuh mereka.
Kita tentu ingat ujian yang Allah timpakan kepada Nabi Yunus j, di mana beliau ditelan oleh ikan besar, dan dalam kegelapan perut ikan dan kegelapan dasar laut itu beliau berdoa,

{لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ}.
Maka Allah Ta'ala menjawab doa beliau dan menyatakan dengan FirmanNya,
"Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikian pula Kami selamatkan orang-orang Mukmin." (Al-Anbiya`: 87-88).
Benar, dan kami bersaksi bahwa begitulah Allah, selalu menyelamatkan orang-orang mukmin, dan itu adalah janjiNya.

(6). Amal shalih yang didasari oleh Iman yang benar akan mendatangkan hidup yang baik di dunia, dan di akhirat mendatangkan balasan lebih baik dari amal yang dilakukan. Allah Ta'ala berfirman,
"Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 97).

(7). Semua amal tergantung kepada Iman. Allah Ta'ala berfirman,
"Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh dalam keadaan ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami mencatat amalannya itu untuknya." (Al-Anbiya`: 94).
Dan Allah Ta'ala juga berfirman,
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh dalam keadaan sebagai orang Mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (Al-Isra`: 19).
(8). Orang Mukmin pasti mendapat hidayah Allah ke jalan yang lurus. Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, dibawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan." (Yunus: 9).
Allah Ta'ala juga berfirman,
"Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (At-Taghabun: 11).

(9). Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu yang didasari oleh Iman. Allah Ta'ala berfirman.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mujadilah: 11).
Imam Ibnul Qayyim n menjelaskan bahwa derajat tinggi yang dianugerahkan Allah ada pada empat ayat: Yang pertama darinya adalah ayat ini.

Yang kedua: Firman Allah Ta'ala,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayatNya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia." (Al-Anfal: 2-4).
Yang ketiga: Firman Allah Ta'ala,
"Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh beramal sholeh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh derajat-derajat yang tinggi." (Thaha: 75).

Yang keempat: Firman Allah Ta'ala,
"Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar. (Yaitu) beberapa derajat dari padaNya, ampunan serta rahmat." (An-nisa`: 95-96).

(10). Allah menjamin karomah bagi orang-orang mukmin di dunia dan akhirat.
Secara umum Allah berfirman,
"Dan sampaikanlah kabar gembira (wahai Muhammad) bagi orang-orang Mukmin." (Al-Baqarah: 223; at-Taubah: 112; dan ash-Shaf: 13).
Dan di antara jaminan karomah bagi orang-orang mukmin di akhirat adalah Firman Allah Ta'ala,
"Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka):"Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar." (Al-Hadid: 12).

(11). Iman adalah syarat meraih kemenangan dan keberuntungan. Perhatikanlah bagaiman Allah menyebutkan orang-orang yang beriman di awal Surat al-Baqarah, dan pada ayat ke 5, Allah berfirman,
"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabbnya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (menang).” (Al-Baqarah: 5).
Ke sebelas faidah dan buah iman ini adalah sebagian darinya, dan apa yang kami sajikan di sini adalah intisari, padahal ulasan dalam buku ini jauh lebih bagus dan lebih mendatangkan manfaat, maka selebihnyya silahkan Anda kaji dalam buku kita ini.

PENUTUP:
Buku ini ditulis oleh seorang ulama besar yang tidak asing bagi orang yang menyintai ilmu. Dan salah satu bukti ketinggian derajat beliau dalam keimanan dan keilmuan, adalah karya-karya tulis yang berhasil beliau tuangkan, dan melalui didikan beliau muncul sejumlah ulama besar di abad modern ini, yang di antara mereka adalah Imam Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah.
Maka semua kita dan masing-masing orang yang jujur sebagai muslim yang menginginkan keimanan yang sempurna dan kokoh, sangatlah tepat mengkaji karya-karya tulis beliau. Dan buku ini adalah langkah awal yang baik untuk berbenah diri, Insya Allah, demi meraih Iman yang sempurna.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "HAKIKAT, POKOK-POKOK DAN BUAH IMAN"

Posting Komentar

Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates