Ketua MK Berasal dari Parado,

Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H.
Alamat :
Jl. Medan Merdeka Barat No.6 Jakarta Pusat
Tempat / Tanggal Lahir :
Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21-06-1962
Agama :
Islam
Jabatan :
Ketua Mahkamah Konstitusi RI

Masa Jabatan
Tahun 2013 s/d 2016
Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri No. 4 Salama NaE Bima (1974), 2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Padolo Bima (1977), 3. Madrasah Aliyah Negeri Saleko Bima (1981), 4. S1 Sarjana Ilmu Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin 5. Sarjana Muda, Fakultas Syari'ah IAIN Makassar (tidak selesai 1981-1984), 5. S2 Magister Ilmu Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Jakarta (tidak selesai 1998-2001), 6. S2 Magister Ilmu Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung 7. S3 Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Padjajaran Bandung 8. Pendidikan Pasar Modal, Badan Diklat Departemen Keuangan RI (1994).
Karir :
Sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi, Bapak Hamdan Zoelva memulai karirnya sebagai dosen luar biasa di beberapa universitas (1986-1987), advokat (1987-2010), dan anggota DPR RI (1999-2004), selain itu beliau juga aktif diberbagai kegiatan sosial politik kemasyarakatan. Berikut pengalaman pekerjaan Bapak Hamdan Zoelva sampai dengan saat ini: 1. Dosen luar biasa (Ahli Madya) FH Universitas Hasanuddin (mengajar mata kuliah Pengantar Hukum Internasional, Hukum Perjanjian Internasional, dan Hukum Laut Internasional), 2. Dosen luar biasa FH. Universitas Muslim Indonesia, dan Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Makassar (mengajar mata kuliah Hukum Internasional), 3. Asisten pengacara dan Konsultan hukum pada Law Office OC. Kaligis & Associates Jakarta (1987-1990), 4. Partner dan Pendiri Law Firm SPJH (Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva, dan Januardi S. Hariwibowo) (1990-2007), 5. Partner pada Law Firm HSJ&Partner (Hamdan, Sujana, Januardi & Partner) (1997-2004), 6. Partner pada Law Firm Hamdan & Januardi (2004-2010). Selama menjabat sebagai anggota DPR RI beliau menjabat sebagai: 1. Sekretaris Fraksi Partai Bulan Bintang DPR RI (1999-2004), 2. Wakil Ketua Komisi II DPR RI (1999-2004), 3. Anggota Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR RI Perubahan UUD 1945 (1999-2004), 4.Wakil Ketua Komisi A Sidang Tahunan MPR RI 2000 mengenai Perubahan UUD 1945 (2000). Jabatan pemerintahan lainnya yang pernah dijabat oleh beliau adalah: 1. Staf khusus Menteri Sekretaris Negara RI (2004-2007), 2. Tim Ahli Pimpinan MPR RI, mengenai Kajian Perubahan UUD 1945 (2008). Dalam kancah politik beliau bernaung di Partai Bulan Bintang (1998-2010) dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (2006-2008), terakhir ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang dan Wakil Ketua Badan Kehormatan Pusat Partai Bulan Bintang (2005รข€“2010). Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan beliau berkontribusi di Deputy Chairman ASEAN Moeslim Youth Sekretariat (2002-sekarang) dan Anggota Dewan Pakar ICMI. Sekarang selain menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi,beliau juga aktif sebagai Dosen FH Universitas Islam As-Syafi'yah Jakarta.

Menguak Sisi Lain Hamdan Zoelva

13835342401791078041Ketua MK baru, Hamdan Zoelva, sungkem pada orang tuanya di tanah kelahiran (harjasaputra)
Desa Rato, Kec. Parado, Kab. Bima, kediaman orang tua Hamdan Zoelva. Di desa inilah Hamdan dilahirkan. Desa yang sangat jauh dari peradaban modern. Dari kota ke desa ini berjarak 50 km, dengan medan jalan berkelok-kelok menyisiri bukit-bukit terjal dan lembah curam.

Tidak ada hingar-bingar kendaraan, digantikan kicau burung dan angin yang bertiup segar. Sesekali lewat motor dan mobil angkutan umum yang sudah termakan usia.
Rumah orang tua Hamdan Zoelva, KH Muhammad Hasan atau yang biasa dipanggil Aba Tua, jauh dari kesan mewah. Rumah panggung tinggi terbuat dari kayu dengan kolong ditutupi bambu yang disusun rapi, sama seperti rumah penduduk lainnya. Rumah bersebelahan dengan masjid yang terlihat belum rampung direnovasi. Di depan pelataran masjid terdapat plang bertuliskan “Masjid Al-Mukhlisin Salama Parado”.

Tepat di samping rumah berdiri berugak (gazebo untuk duduk santai, ciri khas rumah-rumah di NTB. Digunakan untuk berkumpul, mengobrol dan menerima tamu). Di depan berugak terparkir mobil bak tertutup bertuliskan “Pondok Pesantren Al-Mukhlisin”, pondok yang didirikan dan dikelola oleh orang tua dan keluarga Hamdan.

Penduduk desa, para tetangga dan anak-anak terlihat berkumpul di rumah itu, Minggu (3/11), dengan ramah menyapa dan mempersilahkan masuk. Di berugak duduk Prof Thib Raya, guru besar UIN Jakarta dan kakak Hamdan Zoelva, sedang mengobrol dengan keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat. Mereka sama-sama sedang menunggu kedatangan Hamdan.

Setelah berbincang-bincang, tak lama berselang mobil Inova hitam masuk ke pelataran rumah. Semua berdiri dengan antusias menanti siapa yang datang. Ternyata yang turun dari mobil adalah sosok yang dinanti-nanti, putra kebanggaan NTB khususnya desa Rato, Parado yang kini terpilih sebagai Ketua MK bersama istri.

Dengan wajah yang masih terlihat letih Hamdan Zoelva turun dari mobil dan langsung diserbu oleh para saudara dan tetangga. Disambut dengan isak-tangis haru bercampur bahagia dan pelukan dari keluarga, Hamdan menyalami satu per satu yang hadir. Ekspresi datar dan sifatnya yang pendiam, membuatnya tidak banyak bicara kepada semua yang hadir. Hanya sesekali menjawab “Iyo ta” (bahasa Bima yang bermakna iya atau mengiyakan).

Sang ayah, sejak kedatangan Hamdan berdiri tersenyum ikut menyambut kedatangan anak kebanggaannya. Namun ia mempersilahkan yang lain dulu untuk disalami oleh Hamdan. Setelah semua disalami, sang ayah menghampiri dan sontak disambung dengan ciuman tangan yang sangat lama dari Hamdan Zoelva. Hampir lima menit Hamdan Zoelva tidak mengubah posisi tangan, wajah dan badannya yang tetap membungkuk sambil mencium ayah tercinta. Dengan raut wajah haru sang ayah memegang pundak anak kelima dari sembilan bersaudara yang kini mendapat amanah baru sebagai ketua MK. Mulutnya komat-kamit membacakan doa untuk Hamdan.

Harapan terhadap Hamdan Zoelva
Kedatangan Hamdan Zoelva ke tanah kelahirannya adalah sebagai rasa syukur dan memohon doa dari orang tua. Tidak lebih dari itu. Informasi ini pun tidak ia sampaikan ke siapa pun, hanya kepada keluarga terdekatnya.

“Kepulangan saya adalah untuk meminta doa kepada orang tua agar mampu mengemban amanah yang dibebankan ke pundak saya saat ini. Nanti malam juga akan ada syukuran dengan warga setempat. Tidak ada pihak luar yang saya kasih tahu atau saya undang, karena ini adalah acara keluarga. Anda beruntung, satu-satunya orang yang dapat meliput ini”, ujar Hamdan.

Ayahanda Hamdan, KH. Muhammad Hasan, berharap agar anaknya dapat mengemban amanah yang diberikan padanya.
“Saya selalu berdoa dan menaruh harapan besar pada anak saya, agar diberikan rahmat dan hidayah serta dapat menegakkan keadilan seadil-adilnya,” ucapnya singkat.
Prof. Thib Raya, anak nomor dua sebagai kakak Hamdan Zoelva memberikan harapan besar kepada adiknya dengan memberikan nasihat:

“Saya berharap pada Hamdan yang saat ini dipercaya sebagai ketua MK, pertama, jabatan itu bisa menjadi rahmat baginya, atau kedua, jabatan itu bisa menjadi fitnah. Bisa menjadi rahmat jika bisa bersifat amanah, istiqomah, jujur, dan dilakukan secara sangat baik. Bisa juga menjadi fitnah kalau dia tidak jujur, tidak adil, dalam keputusannya melanggar atau hal-hal negatif lain. Baik melanggar aturan Allah Swt. maupun aturan perundang-undangan yang ada. Sebagai keluarga, dan ini adalah mewakili harapan semua keluarga Hamdan, saya berdoa dan berharap ia diberikan kekuatan oleh Allah untuk meninggalkan hal-hal yang dilarang, dapat mengemban tugas negara sebaik-baiknya,” tutur Prof. Thib Raya dengan tegas.

Istri Hamdan Zoelva, Nina Damayanti, menuturkan harapan pada suaminya, “Tetaplah seperti Pak Hamdan Zoelva yang selama ini saya kenal.”

Harapan dari masyarakat Parado umumnya selain bangga juga menaruh harapan besar terhadap Hamdan Zoelva agar mampu mengharumkan nama tempat lahirnya.
“Saya sujud syukur di saat menyaksikan di televisi pemilihan ketua MK. Tidak menyangka orang gunung bisa menjabat ketua MK di Jakarta,” ujar Zufrin, warga Desa Lere, desa yang bersebelahan dengan Desa Rato, Parado.

“Kita harus bersyukur karena yang terpilih adalah orangnya masih muda, enerjik, pengalaman di bidang yudikatif, legislatif, akademisi karena beliau seorang doktor, dan juga praktisi hukum. Pernah juga di birokrasi karena pernah di Kemensesneg. Sekaligus bangga karena yang terpilih adalah putra terbaik NTB. Selain itu, beliau memiliki kepribadian agamis, low profile, dan komunikatif. Mudah-mudahan mampu mengabdi bagi bangsa,” pesan Abdurrahman Abdullah, tokoh NTB yang lahir di Bima.

Hamdan Zoelva juga mempersilahkan untuk melihat rumah bersejarah, tempat ia dilahirkan, yang sampai saat ini masih utuh. Lokasinya tak jauh dari rumah yang saat ini orang tuanya tempati. Selain itu banyak kisah-kisah inspiratif masa kecilnya yang diperoleh dari kakak, orang tua, dan orang-orang dekatnya (tentang itu semua akan disajikan pada posting berikutnya).

Bersambung…
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Ketua MK Berasal dari Parado, "

Posting Komentar

Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates