Hadits Muslim tentang Yahudi dan Nasrani sebagai penebus dosa seorang Mukmin

Pertanyaan

Berdasarkan hadits ini : Hadist Sahih Muslim 4969, Kitab 50 - Bab 1319 : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kpada kami Abu Usamah dari Thalhah bin Yahya dari Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata: "Rasulullah saw telah bersabda: 'Pada hari kiamat kelak, Allah Swt akan menyerahkan seorang Yahudi ataupun seorang Nasrani kepada setiap orang Muslim. Kemudian Allah Swt akan berkata: 'Inilah penebusmu dari siksa api neraka.'

Apakah dalam Islam juga mengenal konsep penebusan dosa..? 
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menjawab Kontradiksi surat An-Nisaa 3 dan 129 tentang Keadilan dalam berpoligami

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (An-Nisaa 3)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

INDONESIA

KAU DAN AKU

sambil bersalaman kita sepakat
tak ada lawan tak ada kawan
yang ada kepentingan
 keringat sekujur tubuh lengket di baju
kerja tak boleh berhenti hanya karena dusta
cepat ganti baju cari posisi
predikat boleh domba boleh musang, apa saja
asal pas bikin lancar negosiasi
cuma kau dan aku yang tahu,
: mari ketawa
saling bersalaman tanda sepakat
tak ada lelaki tak ada perempuan
yang ada kepentingan, ya kepentingan..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

PENGERTIAN DAN SEJARAH HADIST


Pengertian dan Sejarah Ilmu Hadis
 
MANUSIA dalam hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan. Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli dan aqli. Sumber yang bersifat naqli ini merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia baik dalam agamanya secara khusus, maupun masalah dunia pada umumnya. Dan sumber yang sangat otentik bagi umat Islam dalam hal ini adalah Alquran dan Hadis Rasulullah SAW.
Allah telah menganugerahkan kepada umat kita para pendahulu yang selalu menjaga Alquran dan hadis Nabi SAW. Mereka adalah orang-orang jujur, amanah, dan memegang janji. Sebagian di antara mereka mencurahkan perhatiannya terhadap Alquran dan ilmunya yaitu para mufassir. Dan sebagian lagi memprioritaskan perhatiannya untuk menjaga hadis Nabi dan ilmunya, mereka adalah para ahli hadis.
Salah satu bentuk nyata para ahli hadis ialah dengan lahirnya istilah Ulumul Hadis(Ilmu Hadis) yang merupakan salah satu bidang ilmu yang penting di dalam Islam, terutama dalam mengenal dan memahami hadis-hadis Nabi SAW. Karena hadis merupakan sumber ajaran dan hukum Islam kedua setelah dan berdampingan dengan Alquran. Namun begitu perlu disadari bahwa hadis-hadis yang dapat dijadikan pedoman dalam perumusan hukum dan pelaksanaan ibadah serta sebagai sumber ajaran Islam adalah hadis-hadis yang Maqbul (yang diterima), yaitu hadis sahih dan hadis hasan. Selain hadis maqbul, terdapat pula hadis Mardud, yaitu hadis yang ditolak serta tidak sah penggunaannya sebagai dalil hukum atau sumber ajaran Islam. Bahkan bukan tak mungkin jumlah hadis mardud jauh lebih banyak jumlahnya daripada hadis yang maqbul.
Untuk itulah umat Islam harus selalu waspada dalam menerima dan mengamalkan ajaran yang bersumber dari sebuah hadis. Artinya, sebelum meyakini kebenaran sebuah hadis, perlu dikaji dan diteliti keotentikannya sehingga tidak terjerumus kepada kesia-siaan. Adapun salah satu cara untuk membedakan antara hadis yang diterima dengan yang ditolak adalah dengan mempelajari dan memahami Ulumul Hadis yang memuat segala permasalahan yang berkaitan dengan hadis.
A- Pengertian Ilmu Hadis
Ilmu Hadis atau yang sering diistilahkan dalam bahasa Arab dengan Ulumul Hadisyang mengandung dua kata, yaitu ‘ulum’ dan ‘al-Hadis’. Kata ulum dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari ‘ilm, jadi berarti ilmu-ilmu, sedangkan al-Hadis dari segi bahasa mengandung beberapa arti, diantaranya baru, sesuatu yang dibicarakan, sesuatu yang sedikit dan banyak. Sedangkan menurut istilah Ulama Hadits adalah “apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya”. Sedangkan menurut ahli ushul fiqh, hadis adalah: “perkataan, perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW setelah kenabian.” Adapun sebelum kenabian tidak dianggap sebagai hadis, karena yang dimaksud dengan hadis adalah mengerjakan apa yang menjadi konsekuensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi setelah kenabian. Adapun gabungan kata ulum dan al-Hadis ini melahirkan istilah yang selanjutnya dijadikan sebagai suatu disiplin ilmu, yaitu Ulumul Hadis yang memiliki pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadits Nabi SAW”.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

MUSYAWAH IMM CABANG BIMA



Top of Form
PERGANTIAN MASA KEPEMIMPINAN IMM CABANG BIMA
 
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah cabang Bima saat ini berada dibawah kepemimpinan immawan Amirullah -sebelumnya dipegang oleh immawan Firman- merupakan organisasi kemahasiswaan yang pada saat ini tengah digandrungi dikalangan mahasiswa di kota maupun kabupaten bima. lihat saja di beberpa kampus di kota maupun kabupaten bima telah banyak didapati kade-kader IMM, yang pada tiap acara perekrutan kader kader akan selalu bertambah.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN


MACAM-MACAM METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN.

 Oleh : M. Ja’far Nashir, M.Ag.
A.     PENDAHULUAN
Al-Qur’an yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistemewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan bahasanya yang unik memesonakan, dan pada saat yang sama mengandung makna-makna yang dapat dipahami oleh siapa pun yang memahami bahasanya, walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai faktor.
Redaksi ayat-ayat Al-Qur’an, sebagaimana setiap redaksi yang diucapkan atau ditulis, tidak dapat dijangkau maksudnya secara pasti, kecuali oleh pemilik redaksi tersebut. Hal inilah yang kemudian menimbulkan keanekaragaman penafsiran. Dalam hal Al-Qur’an, para sahabat Nabi sekalipun, yang secara umum menyaksikan turunnya wahyu, mengetahui konteksnya, serta memahami secara alamiah struktur bahasa dan arti kosakatanya, tidak jarang berbeda pendapat, atau bahkan keliru dalam pemahaman mereka tentang maksud firman-firman Allah yang mereka dengan atau mereka baca itu.[1]
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hubungan Antara Emosi, Motivasi dan Proses Kognitif

Hubungan Antara Emosi, Motivasi dan Proses Kognitif
Muh. Alifuddin

Sekali dalam hidup, saya dilumpuhkan oleh rasa takut. Waktu itu saya harus mengikuti ujian kalkulus, ketika baru menginjak tahun pertama di Perguruan Tinggi. Entah bagaimana, pokoknya saya tidak belajar. Saya masih ingat ketika saya memasuki ruang ujian di pagi hari dengan perasaan kacau balau menggalayut di hati. Padahal saya kerap mengikuti kuliah diruang itu. Tetapi, pagi itu pemandangan di luar jendela seakan-akan kosong dan ujian itu pun serasa tidak ada
. Yang tampak jelas hanyalah petak-petak ubin dihadapan saya sewaktu saya berjalan menuju bangku di dekat pintu. Sewaktu saya membuka buku ujian yang bersampul biru itu, telinga saya dipenuhi suara degup jantung, kecemasan serasa menghantam perut. Saya melihat soal-soal ujian itu sekilas. Putus asa. Selama satu jam saya hanya mampu memandangi soal-soal itu, sementara pikiran saya berputar-putar merenungkan akibat yang akan saya tanggung. Gagasan yang sama terulang terus-menerus, membentuk lingkaran pita ketakutan dan kekhawatiran. Saya duduk tak bergerak persis seekor hewan yang mati kaku terkena panah beracun. Yang paling mengejutkan saya akan momen menakutkan itu adalah betapa otak saya jadi “macet”. Saya menyia-nyiakan waktu ujian dengan tidak berusaha membuat jawaban sebisa-bisanya. Saya tidak melamun. Saya hanya mampu duduk terpaku karena ketakutan, menunggu siksaan itu berakhir. (di kutip dari Emotional Intelligence oleh Daniel Goleman, 2009:109)
Peristiwa semacam ini mungkin pernah kita alami. Entah mengapa, ketakutan/kecemasan dapat menghancurkan rencana yang telah kita susun rapi. Motivasi dapat berubah menjadi tekanan, harapan dapat berubah menjadi sikap pesimis. Daya konsentrasi berkurang, karena kita terfokus pada kecemasan.
Bila emosi mengalahkan konsentrasi, yang dilumpuhkan adalah kemampuan mental yang oleh ilmuan kognitif disebut “working memory”, yaitu kemampuan untuk menyimpan dalam benak semua informasi yang relevan dengan tugas yang sedang dihadapi.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

MATERI KULIAH FILSAFAT SMESTER IV

Dalam filsafat ilmu terdapat tiga aspek yang juga perlu kita pelajari, yaitu:
  1. Aspek Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan,  menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah  ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika.


Selain Metafisika juga terdapat sebuah asumsi dalam aspek ontologi ini. Asumsi ini berguna ketika kita akan mengatasi suatu permasalahan. Dalam asumsi juga terdapat beberapa paham yang berfungi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tertentu, yaitu: Determinisme (suatu paham pengetahuan yang sama dengan empiris), Probablistik (paham ini tidak sama dengan Determinisme, karena paham ini ditentukan oleh sebuah kejadian terlebih dahulu), Fatalisme (sebuah paham yang berfungsi sebagai paham penengah antara determinisme dan pilihan bebas), dan paham pilihan bebas. Setiap ilmuan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi sebuah ilmu dan mereka mempunyai batasan-batasan sendiri untuk menyikapinya. Apabila kita memakai suatu paham yang salah dan berasumsi yang salah, maka kita akan memperoleh kesimpulan yang berantakan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menentramkan Hati, menguasai Akal

MEMUASKAN AKAL MENENTRAMKAN HATI

Akal adalah perangkat terpenting yang dimiliki oleh manusia. Dengan akal manusia mampu berfikir, dan dengan berfikir manusia bisa menentukan sikap dan tindakannya. Pemikiran (fikroh) atau pengetahuan yang masuk pada diri seseorang kemudian difikirkan dan akhirnya menjadi suatu pemahaman yang berhubungan erat dengan sikap dan tindakan. Jadi Pemahaman (mafhum) seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan tindakannya terhadap sesuatu.
Fikroh yang sudah menjadi mafhum ini merupakan kunci jatuh bangunnya seseorang atau ummat.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu mengubah keadaannya sendiri.”(QS. Ar-Ra’d : 11)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates