Aksi Mahasiswa

Pascapembakaran Mapolsek Delapan Warga Luka Tembak, Polisi Dirikan Tenda Darurat

PASCAPEMBAKARAN Mapolsek Persiapan Parado, oleh ribuan massa yang sebagian besar berasal dari Desa Parado Rato, situasi Kecamatan Parado tampak lengang. Sementara, Kamis (25/2), dilokasi pembakaran Polresta Bima mendirikan tenda darurat sebagai tempat pelayanan sementara dan base anggota pengamanan. Kapolda NTB Brigjen Pol Drs Arief Wachyunadi juga sempat turun ke lokasi guna melihat situasi serta memberikan dukungan terhadap anggota yang bertugas.

Kapolres Bima AKBP Fauza Barito yang ditemui di Mapolsek Parado mengatakan pendirian tenda ini dilakukan untuk terus memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu, tenda ini sebagai base anggota yang melakukan pengamanan. Pascapembakaran Mapolsek, Kepolisian menempatkan sekitar 40 personel yang berasal dari Samapta, Reskrim dan Intel. Selain itu pihaknya juga mendapat BKO dua peleton (59 personil) Brimob Kompi Sumbawa.

Sementara dijelaskannya, peristiwa pembakaran kantor ini sendiri bermula dari ditangkapnya Ahmadin di Monta Kamis lalu oleh aparat Polsek Monta. Penangkapan itu karena Ahmadin diduga sebagai pelaku dan penghasut pembakaran base camp PT.Sumbawa Mining beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya warga menyerang dan membakar Mapolsek dan menyandera tiga anggota termasuk Kapolsek Aiptu Zainal Abidin.

Menyusul pembakaran tersebut, pihaknya kemudian melakukan negosiasi dan berhasil membebaskan dua anggota, sementara Kapolsek tak dilepas. Hingga akhirnya pihaknya melakukan upaya pembebasan namun saat itu aparat mendapat perlawanan. Aparat dilempari, dipanah bahkan terdengar ada letusan senjata api (senpi) rakitan. “Sempat dikejar aparat Brimob, namun pelaku berhasil menghilang karena gelap,” terangnya. Lantaran adanya perlawanan itulah pihaknya melepaskan tembakan hingga mengakibatkan beberapa korban terluka. Namun saat ditanya jumlah korban luka tersebut, Fauza mengaku belum mendapat data pasti.

Menyusul pembakaran dan penyanderaan itu aparat juga menangkap tiga orang yakni, Usman H Muhammad alias Jon Rio, Sudirman dan seorang warga lainnya. Ketiganya ditangkap karena diduga sebagai otak pembakaran dan penyanderaan.

Sementara itu Kepala Desa Parado Rato mengatakan, dari penyerbuan tersebut tercatat tujuh orang warga menjadi korban terkena peluru tajam. Antara lain, Muhtar dibagian paha kiri, Abubakar Ahmad di dada, Arifin di bagian lutut dan Mawar H M Saleh dibagian paha. Sementara tiga lainnya belum diketahui identitasnya. Sebagian besar korban ini dirawat di RSUD Bima dan Puskesmas setempat.

Sementara Bupati Bima H Ferry Zulkarnain ST yang juga ditemui di Polsek Monta mengatakan tambang yang kini menjadi permasalahan sudah memiliki izin. Izin tersebut turun dari Presiden dalam bentuk kontrak karya. Tambang ini, menjadi satu kesatuan dengan tambang di Dompu. Guna menyelesaikan permasalahan Parado ini sebelumnya pihaknya berencana mengundang tim sembilan. “Hanya saja keburu terjadi pembakaran,” terangnya. Saat ini, tambahnya, pihaknya tengah berupaya memulihkan keadaan dan berharap agar secepatnya permasalahan bisa diselesaikan.

Masih Didalami

Kasus pembakaran Mapolsek Persiapan Parado Kabupaten Bima dan penyanderaan Kapolsek Monta, masih didalami polisi. Setidaknya sudah ada tiga tersangka ditetapkan. Polisi masih mencari kemungkinan keterlibatan tersangka lain. Dalam kejadian sama, delapan warga tertembak aparat.

Kabid Humas Polda NTB, AKBP Drs. Sukarman Husein dalam keterangan persnya, Jumat (25/2) kemarin, mendapat laporan adanya penetapan tiga tersangka tersebut.
Mereka diantaranya Sud, Yak H. Mah, dan H. Sam alias JR. “Ini tersangka sementara berdasarkan laporan yang kami terima,” kata Kabid Humas.

Sampai Jumat kemarin, disebutnya, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Arif Wachyunadi turun bersama pejabat teras Polda NTB untuk meninjau lokasi dan mengupayakan langkah pemulihan.

Terkait kronologis kejadian, pihaknya mendapat laporan, diawali dengan penangkapan terhadap Ahmadin (25), karena diduga merusak dan menyegel Kantor Camat Lambu dalam insiden 13 Februari lalu. Tidak terima dengan penangkapan itu, sekitar 500 warga yang diduga dari warga Parado dan Monta menyerbu dan membakar Mapolsek persiapan Parado. Emosi warga berlanjut pada pengerusakan Mapolsek Monta, merusak empat sepeda motor. “Warga juga menyandera Kapolsek Monta, Aiptu Zainal Abidin bersama dua anggotanya Briptu Dakwa dan Briptu Mustafa,” sebutnya.

Aparat pun diterjunkan untuk mencari pelaku perusakan, sekaligus membebaskan personel polisi yang disandera. Saat itulah terjadi kontak fisik antara aparat dengan warga yang melakukan perlawanan. “Polisi terpaksa keluarkan tembakan. Itu sudah sesuai protap,” tegasnya. Setidaknya ada delapan warga masuk dalam catatan pihaknya mengalami luka tembak. Oknum warga tersebut diduga ikut melawan bersama ratusan warga lainnya saat aparat membebaskan sandera.

Terkait kehadiran Kapolda NTB, dijelaskannya untuk menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Bima, Camat, hingga kepala desa setempat untuk membicarakan solusi agar peristiwa tidak merembet. (use/ris)Suara NTB
 
 

Aksi Anarkis di Bima Setelah Mapolsek, Massa Bakar Kantor Desa dan Rumah Warga

Bima - Aksi anarkisme ribuan warga di Desa Parado Rato, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima meluas. Setelah membakar Mapolsek Persiapan Parado, massa juga membakar Kantor Desa Parado Rato dan rumah milik Sirajudin, salah seorang karyawan perusahaan tambang PT. Sumbawa Timur Mining .

Aksi anarkis lanjutan itu terjadi sekitar pukul 23.15 Wita Kamis (24/2) malam lalu, berselang beberapa jam setelah aparat berupaya membebaskan Kapolsek Persiapan Parado Aiptu Zainal Abidin SH yang disandera warga.

Saat itu ribuan warga langsung mendatangi kantor desa dan membakarnya. Tak hanya itu, setelah membakar kantor desa, warga kembali menuju rumah Sirajudin yang jaraknya sekitar 200 meter dari kantor desa. Dalam aksi tersebut, rumah Sirajudin rata dengan tanah.

Kepala Desa Parado Rato yang ditemui di Mapolsek Persiapan Parado menuturkan aksi tersebut dilakukan massa karena masih merasa tak puas dengan penangkapan terhadap salah seorang warganya, Ahmadin (24) mahasiswa STKIP Bima selaku koordinator saat aksi pembakaran base camp PT.Sumbawa Timur Mining beberapa waktu lalu. Terlebih lagi, massa semakin geram dengan penyerbuan yang dilakukan aparat saat membebaskan Kapolsek yang berujung penembakan terhadap warga. Selain itu, aksi juga dipicu penangkapan terhadap tiga orang warga yang diduga sebagai otak pembakaran Mapolsek dan penyanderaan. Setelah melakukan aksi ini warga pun membubarkan diri.

Dijelaskannya, selain rumah Sirajudin, massa juga hendak membakar rumah seorang warga lainnya yang menjabat sebagai Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Parado Rato, Drs Kamaludin. Namun rumah Kamaludin batal menjadi sasaran amuk massa. Takut nyawanya terancam, Kamaludin dan keluarganya mengamankan diri ke Kabupaten Dompu. “Massa sudah minta dia keluar dari sana,” ujarnya.

Sementara berdasarkan pantauan di lapangan, selain membakar kantor desa dan rumah warga, malam itu, warga juga memblokir jalan dengan kayu di tengah jalan. Pemblokiran ini terjadi hampir di setiap jalan desa. Namun pemblokiran tersebut berakhir siang kemarin dan kayu-kayu langsung disingkirkan oleh warga lain yang dikawal aparat.

Situasi di lapangan sendiri tampak lengang. Sepintas terlihat warga beraktivitas seperti biasa. Namun raut kecurigaan jelas terlihat dari tatapan mereka. Bahkan wartawan yang melakukan tugas peliputan sempat ditanyai.

Terkait aksi susulan ini, Kapolres Bima AKBP Fauza Barito SH mengaku tak tahu adanya pembakaran kantor desa dan rumah warga tersebut. Pasalnya pihaknya belum turun ke TKP. Hanya saja berdasarkan informasi yang didapat, pembakaran itu memang terjadi. “Kita belum tahu, karena belum mengecek ke lapangan,’’ katanya. Sementara untuk mengantisipasi gejolak susulan, pihaknya menempatkan sekitar 49 aparat gabungan Samapta, Reskrim dan Intel yang dipusatkan di Mapolsek Parado Rato. Selain 49 personel ini, pihaknya juga di back up dua peleton aparat Brimob Kompi Sumbawa.(use)Suara NTB
 
 

Hutan Parado Kritis, IMAPPA Bereaksi

Bima, Bimakini.com.-  Saat ini, kondisi hutan di Kecamatan Parado Kabupaten Bima dinilai elemen mahasiswa setempat memrihatinkan. Menurut mereka, sedikit demi sedikit hutan di wilayah setempat mulai gundul akibat pembabatan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu, karena diberikan SPPT oleh instansi yang berwenang.Melihat fakta itu, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pelajar Parado (IMAPPA) pun bereaksi. Mereka mendatangi Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Bima, Senin (8/10) dan meminta agar SPPT yang dimiliki oknum masyarakat itu dicabut. Selain itu, meminta Dishut menangkap oknum yang membabat hutan di wilayah Parado.

    Aksi protes  itu  disambut positif  pihak Dishut. Usai menyampaikan aspirasi yang diwarnai pembakaran ban bekas, IMAPPA diundang Kepala Dishut, Ir. Thamrin, berdialog berkaitan dengan persoalan tersebut.

    Sebanyak 10 perwakilan IMAPPA memenuhi ruangan dialog tersebut. Saat itu, pihak Dishut dan IMAPPA sepakat bermitra dalam menyelesaikan masalah ilegal loging yang memicu kerusakan kondisi hutan Parado.

    Koordinator IMAPPA, Imam Hanafi, mengaku, aksi tersebut sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi hutan di wilayah Parado.  Mereka mendesak Dishut agar atensi terhadap hal itu dan menangkap pelaku pembabat hutan.
     Menurutnya, aksi ilegal loging sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Hanya saja, baru disadari ketika melihat kondisi hutan yang lambat-laun semakin rusak. “Hal ini, akibat diterbitkannya SPPT yang seharusnya menggarap satu hektare  lahan, namun yang digarap bisa sampai dua hektare,” katanya usai dialog.
    Diungkapkannya, selain banyak warga yang diberikan SPPT,  ada banyak juga orang suruhan oknum-oknum tertentu menggarap hutan setempat. Kayu hutan yang dibabat, tetapi diakui sebagai kayu perkebunan. “Kami bersyukur pihak Dishut siap bermitra dengan kami  untuk menangani masalah ini,” ujar Imam. (BE.19)

KASUS KEJAHATAN KEMANUSIAAN YANG DISEMBUNYIKAN OLEH

 KOMNAS HAM


Saya dikirimi data kejadian ini oleh Sumber, kok bisa kasus yang biadab ini luput dari perhatian masyarakat proses penyelesaiannya. berdasarkan keterangan dari Sumber, kasus ini sengaja di pendam oleh KOMNAS HAM YANG MAIN MATA DENGAN POLRI, KARENA TAMBANG-TAMBANG TERSEBUT MERUPAKAN MILIK PEJABAT KEPOLISIAN DAN POLITIS. Kasus ini sudah dilaporkan ke Kontras, Komnas HAM, dan Komisi 3 DPR RI, tapi sampai saat ini kasus ini dipendam oleh Komnas HAM, ada Rapat Gelap antara Komnas HAM dengan Polri, terkait kasus ini, karena melibatkan beberapa Pejabat Negara, Politis dan LSM LMND cabang dari Kontras.

I. UMUM

Pada hari Sabtu tanggal 24 Desember 2011, telahterjadi upaya represif aparat Kepolisian terhadap massa aksi pendudukan Dermagasape – Kabupaten Bima, NTB. Upaya tersebut dalam bentuk Pembubaran PaksaDemonstran yang dilakukan Oleh aparat Kepolisian gabungan dari berbagai unsurkesatuan terhadap kurang lebih 100 warga Lambu – Bima yang melakukan aksiPendudukan Dermaga Sape sebagai bentuk Penolakan SK Tambang Emas diwilayahmereka.

KUMBUL, KAPOLRES BIMA, DIA 23 TAHUN KARIERNYA SELALU MENJABAT DI DAERAH TAMBANG, MULAI DARI BANGKA BELITUNG, SUMBAWA BARAT, DOMPU DAN BIMA

Aksi yang dimotori dan dimobilisasi oleh para aktifisLMND (Liga Mahasiswa Nasional Demokrat), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)Bima serta WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) NTB tersebut berakhir tragis.Setidaknya 85 warga terluka serta 2 warga meninggal ditempat sedangkan salahseorang warga meninggal sehari kemudian akibat jantungan dan stroke karenaperistiwa tersebut. Dari 85 warga mengalami cedera, 2 orang diantaranyalangsung dirujuk di RSUP (Rumah Sakit Umum Propinsi) Mataram. 41 lainnyadiamankan kemudian menjadi tersangka. Sedangkan 8 warga lainnya dirawat di RSUDBima karena tertembak danm dikenai status tersangka. Dari perkembangan yangada, salah seorang korban ‘Tragedi Lambu Berdarah’ yang dijadikan tersangka danditahan oleh aparat Kepolisian, mengalami Depresi dan dirujuk ke RSJ Mataram.

Sedangkan selebihnya dari jumlah tersebut diatas,merawat dirinya dirumah masing-masing secara tradisional. Dan ada pula yangmerawat diri akibat luka tembak dalam pelarian dan persembunyian mereka dipegunungan wilayah Kecamatan Lambu – Kabupaten Bima. Namun, 4 orangdiantaranya mampu dibujuk untuk pengobatan medis di PKU Muhammadiyah Bima dan 2diantaranya di rujuk di RSUP Mataram karena diduga peluru masih bersarang dalam tubuh korban.

Dalam Fakta Kronologis ini, kami membaginya dalam 3bagian, yaitu: Pra Insiden, Insiden dan Pasca Insiden. Hal ini untuk memudahkandalam memahami situasi dan kronologis ‘Insiden Lambu Berdarah’, 24 Desember2011 tersebut.

II. KRONOLGIS INSIDEN ‘LAMBU BERDARAH’

PRA INSIDEN :

1. Bulan Oktober 2010

Aksi warga dalam menolak kehadiran PT Sumber MineralNusantara di wilayah Lambu pertama kali terjadi, dimotori oleh mahasiswa Bimadi Kota Bima.

ORMAS FRAT, DIMOTORI OLEH LMND DAN WAHLI, MELAKUKAN ORASI
DEMIAN LUBIS, PROFOKATOR LMND DIDIKAN BUDIMAN SUJATMIKO, KONTENS BERHUBUNGAN DENGAN KONTRAS DAN KOMNAS HAM SAAT KEJADIAN. SAMPAI SAAT INI TIDAK DITANGKAP
DEMIAN LUBIS, PROFOKATOR LMND DIDIKAN BUDIMAN SUJATMIKO, KONTENS BERHUBUNGAN DENGAN KONTRAS DAN KOMNAS HAM SAAT KEJADIAN. SAMPAI SAAT INI TIDAK DITANGKAP

2. Bulan Desember 2010

Sekelompok masyarakat mempertanyakan kehadiran PT SMNkepada Camat. Terungkap bahwa PT SMN memang telah memiliki IUP188/45/357/004/2010 dengan luas areal 24.980 Ha (tertera dalam SK Bupati Bima)yang beroperasi di kecamatan Lambu, Sape dan Langgudu. Disamping itu diketahuipula peruntukan lahan tambang seluas 14.318 Ha untuk PT Indo Mineral CiptaPersada yang beroperasi di kecamatan Parado. Masyarakat langsung merespondengan meminta Camat Lambu untuk menolak kehadiran PT SMN, mengingat luaslokasi yang begitu besar dan menurut warga akan menjadi ancaman bagi kerusakan lingkungan yang tidak sebanding dengan jaminan kesejahteraan. Camat punberjanji guna menyampaikan hal tersebut ke Bupati, namun Bupati tak kunjungtiba di kecamatan Lambu

WAJAR JIKA WARGA MENOLAK, KARENA PEMERINTAH MEMBOHONGI WARGA, TERNYATA TAMBANG ITU BUKAN 1 TITIK TAPI 3 TITIK, JIKA DI BUKA, 147 DESA DAN PEMUKIMAN AKAN HILANG, 23 SITUS PURBAKALA SERTA 5 SUMBER MATA AIR AKAN LENYAP DITAMBAH LAGI KERUSAKAN ALAM DAN LAHAN PERTANIAN WARGA

3. Bulan Januari 2011

- 8 Januari 2011, masyarakat yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang(FRAT) berdemonstrasi di depan kantor camat Lambu. Camat menolak menemui parademonstran.

- 31 Januari 2011, Massa FRAT kembali melakukan aksi demonstrasi dan memintacamat Lambu menandatangani surat pernyataan penolakan SMN. Kordinator aksibeserta perwakilan masyarakat akhirnya bertemu Camat. Mereka kembalimenyampaikan tuntutan agar Camat Lambu menandatangani surat pernyataan penolakan tambang emas dan meminta Bupati Bima segera mencabut IUP yang telahdikeluarkannya. Camat meresponnya dan akan segera berkonsultasi terlebih dahuludengan Bupati Bima

4. Bulan Februari 2011

9 Februari 2011, pemda Bima melalui sekretaris Camat,Abdurrahman, mengeluarkan Pengumuman melalui Masjid Agung kecamatan Lambu agarmasyarakat tidak lagi melakukan aksi unjuk rasa dalam menolak tambang.

Warga yang tergabung dalam FRAT merespon dengankembali mendatangi kantor Camat untuk menuntut Pencabutan tambang di wilayahLambu. Pengamanan aksi tersebut dikawal oleh 150 personel aparat Polres KotaBima, 40 personel gabungan intel, Samapta serta Dalmas Polres Bima Kota dan 40personel Brimob Kompi Bima. Perwakilan FRAT dapat menemui camat namun tidakmenghasilkan kesepakatan.

Massa yang kecewa, tanpa komando, tiba-tibamendorong pintu kantor kecamatan Lambu yang dibalas dengan tembakan peringatanoleh pihak aparat baik lalu kemudian menembakkan gas air mata, menggunakanpeluru karet bahkan diduga ada juga yang menggunakan peluru tajam. Saat itu puntampak ratusan preman yang diorganisir aparat kecamatan berdiri di sampingkantor sehingga memicu/memprovokatif keadaan.

Massa melampiaskan kekecewaan terhadap aparatkepolisian serta preman dengan merusak dan membakar Satu unit truck Pol PP CamatLambu, satu unit mobil kijang patroli Pol PP Camat Lambu, satu unit mobil dinasCamat Lambu, satu unit mobil pemadam kebakaran Kota Bima, satu unit mobilavanza, satu unit rumah jabatan Camat Lambu, satu unit kantor Camat Lambu,delapan unit sepeda motor serta sepuluh unit komputer dan ruang aula camatlambu. Setelah dilakukan estimasi oleh pemerintah kabupaten Bima, tercatatKerugian mencapai Rp 3 miliar.

Pemerintah Kabupaten Bima justru melaporkan kerusakandan anarkisme rakyat Lambu ke Mapolres Kota Bima. Polisi langsung melakukanpengejaran pada sore harinya.

Enam orang yang dijadikan tersangka dan sedang ditahandi Mapolresta Kota Bima yakni Abidin asal Desa Sumi, Tasrif asal Desa Rato,Fesadin asal Desa Sumi, Nurrahman asal Desa Nae dan Maslihun asal Desa LantaSerta Arifin. Dalam penahanan tersebut, mereka tanpa didampingi olehpengacara/penasehat hukum.

5. Bulan Desember 2011

- 2 Desember 2011, Adi Supriadin ditangkap dikos-kosan seputaran kelurahan MandeKota Bima. Diketahui, penangkapan tersebut tanpa memperlihatkan suratpenangkapan dan dianggap sebagai DPO.

Adi Supriadi, alumni salah satu PTS di Kota Bima,menjadi DPO sejak Pebuari 2011 atas tuduhan sebagai Otak Intelektual dibalik kasus Pembakaran Kantor Camat Lambu, pada 9 Pebuari 2011 yang lalu. Namun,selama Adi Supriadi menjadi DPO, Adi selalu nampak dan tidak pernah bersembunyi. Hingga pemberkasan pada 13 Desember 2011, Adi merasa bukan sebagai DPO karena tidak pernah dikejar oleh pihak kepolisian maupun melarikan diri.Hingga penangkapan dilakukan kepadanya.

- 6 Desember, keluar Surat dari Komnas HAM yang ditujukan kepada, KapolrestaBima, Kapolda NTB serta Mabes Polri tentang peninjauan kembali Penangkapan AdiSupriadi sebagai seorang aktifis rakyat. Menurut Komnas HAM, penangkapan yangdilakukan diluar prosedur tersebut akan menimbulkan eskalasi sosial di Lambu

- 19 Desember 2011, massa aksi Anti Tambang melakukan aksi long marchberjalan meliwati Sape dan finish di Pelabuhan Sape. Aksi ini dalamrangka menduduki pelabuhan Sape kecamata Sape-Bima. Tuntutan warga adalah agarBupati Bima, Ferry Zulkarnaen mencabut SK izin PT SMN dan membebaskan ADISUPRIADI yang didakwa sebagai otak intelektual dibalik pembakaran kantor CamatLambu, 9 Pebuari 2011 silam.

- 20 Desember 2011, Bupati Bima didampingi oleh Kadishubkominfo NTB melakukanDialog dengan perwakilan massa aksi dan meminta kepada massa aksi untuk tidak melakukan Blokade Pelabuhan karena merupakan objek vital negara yang dijaga oleh negara. Namun perwakilan massa aksi menolak permintaan tersebut dengan memberikan solusi bahwa massa aksi akan membubarkan diri dan blokade pelabuhan akan dibuka bila SK 375 dengan kode 188 ‘Dicabut’ selamanya dan Adi Supriadi di bebaskan. Namun Bupati Bima menolak tawaran tersebut karena menurut Bupati Bima, tidak ada celah aturan undang-undang untuk melakukan penghentian permanenatas ijin tambang yang sudah dikeluarkan. Kecuali ‘Penghentian’ sementara danitupun Undang-Undang menegaskan hanya dalam kurun waktu 1 tahun saja.

Dialog yang dimediasi oleh Polres Bima Kota, AKBP Kumbul KS, S.IK pun gagal karena tidak ada kesimpulan atas penawaranmasing-masing pihak. Pemerintah Kabupaten Bima melalui Bupati Bima menyerahkans epenuhnya urusan tersebut kepada Pihak keamanan untuk menyelesaikan aksi Blokade

- 22 Desember 2011, ratusan aparat kepolisian dari berbagai kesatuan (BrimobPolda NTB, Dalmas Polres Bima, Dompu, Sumbawa dan KSB, Intelkam, Reskrim,Sabhara, Samapta, Ranmob dan PHH) tiba di Polsek Sape guna mempersiapkan diriuntuk melakukan Pembubaran Paksa massa Aksi Pendudukan Pelabuhan Sape yangjumlahnya ribuan dan sudah berlangsung 4 hari,

- 23 Desember 2011, Kapolda NTB Tiba di Sape untuk memantau langsung upaya Pembubaran Massa Aksi di Pelabuhan Sape. Pada siang harinya, Kapolda melakukanrapat Negosiasi dengan Perwakilan Massa Aksi di Kediaman Drs.H. Najib HM Aliyang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima. Lokasi Rapat Negosiasidengan Lokasi Aksi hanya 1 km.

Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa akan adasurat kuasa perjuangan Warga Lambu yang dijaminkan oleh Kapolda NTB (Irjend PolArif Wahyunadi), Anggota DPD RI dan Wakil Ketua DPRD Kab Bima, Jika surattersebut ada, Massa Akan membubarkan diri dengan sendiri setelah sekian lamamenduduki Pelabuhan Sape.

Kapolda berjanji bahwa Surat tersebut akan diserahkankepada massa aksi besok (24/12) pada jam 09.00 Wita oleh Kapolres Bima Kota.Perwakilan Massa aksi sepakat atas Negosiasi yang dilakukan.

III. INSIDEN:

24 Desember 2011

- Pukul 05.00 WITA : Dilakukan Gelar pasukan seluruh kesatuan dalam institutePOLRI yang berada dibawah naungan Polda NTB, dipimpin langsung oleh KapoldaNTB. Bertempat di Mapolsek Sape.

- Pukul 05.45 WITA : 1 SSK Pasukan Dalmas dan Sabhara menuju Perempatan Soro –Bugis untuk melakukan Blokade Jalan dengan kawat berduri dan pagar betis.

APARAT KEPOLISIAN MENUTUP SELURUH AKSES JALAN YG MENUJU KE PELABUHAN SAPE

- Pukul 05.50 Wita, Pasukan Anti Huru Hara Brimob Polda NTB, Kompi Bima serta Brimob Pelopor Dompu beserta Rantis (Kendaraan Taktis – Watercanon &Baracuda) menuju areal pelabuhan dan standby posisi pada jarak 50 meter dari Pintu gerbang Pelabuhan.

- Pukul 06.05 Wita, Danki (Komandan Kompi) Brimob Polda NTB masuk kedalam areal pelabuhan dan menemui massa serta berkomunikasi secara langsung. Pintu gerbang Pelabuhan pun dibuka. Sambil berkomunikasi dengan massa aksi yang nampak kaget dengan kedatangan pasukan kepolisian dipagi buta itu, Pasukan Dalmas dan Brimobmembentuk Formasi dan menerobos masuk dalam posisi mengepung massa. sebelum memasuki pelabuhan, Polres Bima mematikan Listrik saat warga sedang melaksanakan Shalat Subuh

KASAT RESKRIM POLRES BIMA, MENUJU KE PINTU MASUK PELABUHAN, DAN MENGANCAM PELAKU DEMONSTRASI,

KASAT RESKRIM POLRES BIMA, MENUJU KE PINTU MASUK PELABUHAN, DAN MENGANCAM PELAKU DEMONSTRASI,

- Pukul 06.10 Wita, Kapolres Bima Kota, AKBP Kumpul KS, SH, S.IK masuk kedalam areal pelabuhan dan melakukan negosiasi dengan Koprlap Aksi, Hasanuddin. Negosiasi tersebut berjalan alot, karena korlap aksi meminta surat yang disepakati pada malam hari (23/12) sebelumnya, agar supaya massa aksi membubarkan diri dengan damai. Namun, Kapolres Bima Kota tetap ngotot bahwa surat itu ada namun tidak bisa ditunjukan.

WARGA HANYA MENUNTUT SURAT YANG DITANDA TANGANI OLEH KAPOLDA NTB YANG DIJANJIKAN DISERAHKAN JAM 09.00

- Pukul 06.15 Wita, Penembak Jitu terlihat di beberapa atap didalam pelabuhan maupun diluar pelabuhan (rumah-rumah warga).

PENEMBAK GELAP BRIMOB, MENEMPATI PSISI DIATAS RUMAH WARGA TETAPNYA DIPINTU MASUK PELABUHAN
UNTUK MENGHILANGKAN JEJAK, POLRES BIMA MELAKUKAN PERBAIKAN TEMPAT PENEMBAK GELAP BRIMOB SAAT KEJADIAN LAMBU, SEKARANG GEDUNG INI SUDAH DIPLESTER

- Pukul 06.15 Wita, 4 Unit Ambulance dari pihak kepolisian maupun Puskesmaskeliling standby diperempatan Soro – Bugis.

11 AMBULAN DISIAPKAN UNTUK MENGANGKUT KORBAN, 4 DI TKP DAN 7 DI RS SAPE
10 UNIT RANMOR DAN 20 PERSONEL, DISIAPKAN UNTUK MENGAWAL AMBULANCE. TAMPAK MEREKA MENGGUNAKAN TELEPON SATELIT

- Pukul 06.25 Wita, Massa tidak mau bubar karena belum melihat surat yang telah di sepakati sebelumnya.

- Pukul 06.25 Wita, Formasi pasukan berubah, Dalmas Mundur, Brimob Polda NTB dengan senjata lengkap mengambil tempat didepan atau berhadapan langsung dengan massa dalam jarak 10 meter.

SATUAN BRIMOB MAMASUKI AREA PELABUHAN
KEPARAT KEPOLISIAN MULAI MENGANGKAT DAN MENGOKANG SENJATA

- Pukul 06.35 Wita, Hasanuddin ber-orasi terkait surat jaminan dari 3 pihak yang dimaksud. Namun aparat tetap bersikuku ingin membubarkan secara paksa massa yang berjumlah tidak lebih dari 162 orang.

- Pukul 06.38 Wita, bertepatan dengan ditarik turunnya Hassanudin dari atas mobil Pick Up (tempat Orasi), rentetan tembakan pun terjadi dan ditujukan kepada massa aksi.

ANGGOTA INTEL POLRES, YANG SUDAH SIAP MENCABUT PITOL DAN MEMBERI KOMANDO KEPADA REKANNYA

TIDAK HANYA MENEMBAK, KORBAN YANG SUDAH DITEMBAK, DISERET DAN INJKA BERAMAI RAMAI
TANPA TENDENG ALING ALING, GEROMBOLAN BERSERAGAM INI LANGSUNG MENEMBAK DAN SENJATA LANGSUNG DIARAHKAN KE WARGA

- Pasca penangkapan Hasanudin, sejumlah aparat yang berada di dalam area pelabuhan melakukan penembakan. Penembakan yang langsung di arahkan ke warga.

KASAT RESKRIM POLRES BIMA, MENCABUT DAN LANGSUNG MENEMBAK KE ARAH WARGA

- Warga tidak melakukan tindakan balasan apapun, dan terdesak ke dalam gedung pelabuhan. Beberapa warga terpaksa melompati pagar pelabuhan agar dapat menghindari tembakan, namun di luar area pelabuhan juga telah banyak pasukan kepolisian. beberapa wanita lanjut usia ditembak kakinya dan diseret seperti binatang.

SEORANG IBU-IBU YANG DITEMBAK KAKINYA KEMUDIAN DISERET SEPERTI BINATANG
KORBAN YANG DISERET

- Saat penyerangan terjadi, beberapa warga melihat Wakapolda NTB, Kombes Pol Martono berada di lokasi dengan berpakaian bebas dan berdiri di perempatan jalan masuk pelabuhan Sape.

VIDEO PEMBIARAN KORBAN

https://www.facebook.com/photo.php?v=112957782234755&set=vb.100005616013223&type=3

- Penembakan warga terus terjadi baik di dalam area pelabuhan maupun di luar area pelabuhan. Bahkan aparat melakukan penyisiran dan pengejaran hingga ke Kampung Jala – Bugis, yang jaraknya lebih dari 300 meter dari Pelabuhan. Saat pengejaran ini, aparat Kepolisian menembak Mati Arief Rahman dan Saiful yang sedang berada di Tambak yang jaraknya 400 meter dari Pelabuhan

APARAT KEPOLISIAN MELAKUKAN PENGEJARAN SAMBIL MENEMBAK HINGGA 300 METER DARI AREA PELABUHAN
APARAT KEPOLISIAN MELAKUKAN PENGEJARAN SAMBIL MENEMBAK HINGGA 300 METER DARI AREA PELABUHAN

KORBAN SAIFUL, TEWAS TERTEMBAK 400 METER DARI PELABUHAN
KORBAN DI YANG SUDAH TEWAS, DINJAK DAN DITENDANG KEPALANYA
STELAH KORBAN SETELAH DI INJAK DAN DITENDANG KEPALANYA, KORBAN YANG SUDAH TEWAS DISERET SERET

- Beberapa anak-anak dibawah umur 17 tahun ditangkap di tepi pantai area pelabuhan. Saat penangkapan tersebut, beberapa kali tembakan dilepaskan ke arah anak-anak tersebut. sorang anak yang memakai kaos Putih sudah mengangkat tangannya, tangan tersebut ditembak yang membuat anak tersebut lari terbirit birit menahan sakit

WARGA YANG DITANGKAP, DIPUKUL DAN DINJAK BERAMAI RAMAI SAMPAI TIDAK BERDAYA

PERHATIKAN GAMBAR INI, ANAK INI SUDAH MENGANGKAT TANGANNYA, ANAK INI DITEMBAK DUA KALI, TEMBAKAN PERTAMA MELESET, TEMBAKAN KEDUA, TEPAT MENGENAI TANGANNYA

- Sejumlah warga yang ditangkap dengan cara diseret, dipukul dengan popor senjata, bahkan ditembak dalam jarak dekat.

KORBAN YANG DIHAJAR HINGGA TIDAK BERDAYA DAN PINGSAN, DAN LENGANNYA PATAH
BEBERAPA KORBAN YANG MENGALAMI PENYIKSAAN, BAHKAN DITEMBAK DARI JARAK DEKAT DADANYA DENGAN PELURU KARET

- Saat penembakan dalam areal masih terjadi, beberapa pasukan melakukan pembersihan selongsong peluru, merusak bangunan pelabuhan dan merusak beberapa sepeda motor yang di parkir dekat bangunan tersebut.

- Akibat penyerangan tersebut, sejumlah warga mengalami luka tembak dan 2 warga meninggal di lokasi akibat Peluru tajam yang ditembakan. 1 orang saksi yang melihat kejadian penembakan 2 korban tersebut tersebut di bawa oleh Brimob, 2 hari kemudian dikembalikan dalam keadaan meninggal dengan alasan serangan Jantung.

ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEAPLANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH

SAIFUL, KORBAN DITEMBAK DIBAGIAN DADA KANAN TEMBUS KE KEPALA BAGIAN BELAKANG, SAAT AKAN MENOLONG ARIEF RAHMAN, SETELAH DITEMBAK, KORBAN DI INJAK KEPALANYA DAN DITENDANG, KEMUDIAN DISERET
SAIFUL, KORBAN DITEMBAK DIBAGIAN DADA KANAN TEMBUS KE KEPALA BAGIAN BELAKANG, SAAT AKAN MENOLONG ARIEF RAHMAN, SETELAH DITEMBAK, KORBAN DI INJAK KEPALANYA DAN DITENDANG, KEMUDIAN DISERET
SAIFUL, KORBAN DITEMBAK DIBAGIAN DADA KANAN TEMBUS KE KEPALA BAGIAN BELAKANG, SAAT AKAN MENOLONG ARIEF RAHMAN, SETELAH DITEMBAK, KORBAN DI INJAK KEPALANYA DAN DITENDANG, KEMUDIAN DISERET

- Pukul 08.45 Wita, satu persatu Ambulance membawa Korban melaju kencang dari arah Pelabuhan langsung menuju PKM Wawo untuk mendapatkan pertolongan awal dan kemudian dibawa ke RSUD Bima.

BEBERAPA KORBAN YANG DITEMBAK DENGAN PELURU TAJAM, DI TANGKAP DAN DIBAWA KE RUMAH SAKIT
BEBERAPA KORBAN YANG DITEMBAK DENGAN PELURU TAJAM, DI TANGKAP DAN DIBAWA KE RUMAH SAKIT
BEBERAPA KORBAN YANG DITEMBAK DENGAN PELURU TAJAM, DI TANGKAP DAN DIBAWA KE RUMAH SAKIT
SETELAH DITEMBAK KAKINYA DENGAN PELURU TAJAM, DI TANGKAP DAN DIBAWA KE RUMAH SAKIT

- Pukul 09.00 Wita, 2 Korban tertembus peluru pada betis dan paha, langsung dilarikan ke RSUD Bima dan pada hari itu juga langsung dirujuk ke RSUP (RumahSakit Umum Propinsi) Mataram.

- Pukul 09.35 Wita, 2 Korban meninggal, Arif Rahman (19) dan Syaiful (17)dievakuasi dengan Ambulance Polri menuju RSUD Bima.

ARIEF RAHMAN, KORBAN DITEMBAK DI BAGIAN DADA KIRI TEMBUS KE KETIAK SEBELAH KANAN, KEMUDIAN TERJATUH DI TAMBAK, SAAT TERJATUH OLEH ANGGOTA BRIMOB KEPALANYA DITEMBAK HINGGA PECAH
SAIFUL, KORBAN DITEMBAK DIBAGIAN DADA KANAN TEMBUS KE KEPALA BAGIAN BELAKANG, SAAT AKAN MENOLONG ARIEF RAHMAN, SETELAH DITEMBAK, KORBAN DI INJAK KEPALANYA DAN DITENDANG, KEMUDIAN DISERET

- Pukul 09.50 Wita, seluruh Korban yang ditangkap (47 orang) diangkut menujuPolres Bima Kota dan Sat Reskrim Bima Kota untuk diamankan.

TIDAK HANYA DISIKSA, SEBAGAIAN WARGA TITEMBAK DENGAN PELURU KARET DIBAGIAN DADA DARI JARAK DEKAT
WARGA YANG DITEMBAK DAN DISIKSA, DIBIARKAN BEGITU SAJA TANPA MENDAPATKAN PERAWATAN MEDIS

- Pukul 10.15 Wita, Blokade jalur Perempatan Soro – Bugis oleh aparat kepolisian dibuka.

- Pukul 10.15 Wita, Amuk massa mulai merusak kantor Desa Sumi, kantor UPT Dikpora Lambu, Kantor KUA, dan beberapa rumah yang diduga sebagai Pekerja tambang

- Pukul 10.40 Wita, Mapolsek Lambu dibakar massa yang mengamuk, anggota Polsek dievakuasi melalui laut.

- Pukul 11.25 Wita, beberapa mahasiswa STKIP Bima dan mahasiswa Bima lainnya menggelar aksi spontanitas ‘SOLIDARITAS UNTUK LAMBU’ didepan gedung DPRD Kab. Bima dan emosi massa diluapkan dengan membakar kursi DPRD Kab Bima didepanhalaman DPRD Kab Bima. Atas aksi tersebut, 9 mahasiswa diamankan dan menjaditersangka dengan tuduhan pengrusakan aset negara (UU Darurat)

IV. PASCA INSIDEN:

25 Desember 2011

- Pasukan Brimob Polda Jatim (BKO), sebanyak 140 personil bersenjata lengkap Tibadi Bima melalui Bandara Sultan Salahuddin Bima dengan men-carter 2Pesawat Wings Air.

- Warga Lambu melakukan Blokade total seluruh jalur dan akses dari dan menujuLambu karena isu penangkapan serta pengejaran terhadap warga yang pernah ikutaksi Tolak Tambang oleh pihak kepolisian akan segera terjadi.

- jenazah Arif Rahman danSaiful tiba dirumah duka pada sore hari menjelang magrib. Jenazah diantar olehPihak RSUD Bima dan diarak oleh warga dari Jalur masuk Lambu ke Rumah Dukadengan jarak lebih dari 5 km.

- Jenazah kedua korbandikebumikan pada pukul 21.15 Wita di Desa Sumi.

- Seorang warga desaRato, Arifuddin, dibawa pulang oleh keluarganya ke Rato dalam keadaan meninggal setelah diupayakan berobat akibat serangan jantung pada saat rentetantembakan dipagi hari (24/12) tersebut. Menurut Informasi, Arifuddin meninggaldijalan sewaktu dibawah ke RSUP Mataram.Arifuddin sengaja dibunuh oleh Polisi karena melihat langsung saat Polisi menembak Arief Rahman dan Saeful

Jenazah Arifudin tiba pukul 23.15 Wita dan dikubur keesokan harinya (26/12)

26 Desember 2011

Anggota DPD RI, Farouk Muhammad, tiba di Sape dan masuk ke wilayah Lambu ditemanioleh FMC (Farouk Muhammad Centre) disaat banyak pihak yang belum bisa masuk kewilayah tersebut. Farouk Muhammad adalah Putra Asli Lambu, desa kelahiran, DesaSumi.

VIDEO INSPEKSI KAPOLRI KE POLRES BIMA BERSAMA KAPOLDA (ini hanya akal akalan Kapolri untuk melindungi Pengusaha Tambang, dan bukan Rahasia umum lagi, sampai saat ini Tambang tersebut belum di Cabut dan dihentikan, terbukti Tambang milik Wakapolri masih berlanjut, negosiasi KELANJUTAN TAMBANG)

27 Desember 2011

KOMNAS HAM, masuk ke Lambu. Ridha Saleh (Wakil Ketua Komnas HAM) bersama Endah,dan media kompas menemui warga dan berdialog.

29 Desember 2011

KontraS (Komisi Nasional Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan),KOMNAS HAM serta anggota Komisi III DPR RI, masuk Lambu dan melakukan dialog sertapertemuan-pertemuan dengan warga Lambu.

VIDEO PERNYATAAN KONTRAS, HANYA NGABULATUK

V. ANALISIS OBJEKTIF

FAKTA DESKRIPTIF:

1. Disini kita akan menganalisah tentang pembantaian yang berlangsung selama 2 jam 28 menit tersebut, serta proses dan motif yangmelatarbelakangi terjadinya Tragedi yang memakan Korban 3 warga meninggal, dan85 lainnya terluka.

Memahami konstelasi Anti Tambang yang terjadidiseluruh wilayah kabupaten Bima 3 tahun terakhir. Selalu serta merta memakankorban. Tidak saja aksi di Lambu Kab Bima, namun juga, aksi Tolak Tambang PasirBesi Wera, Tolak Tambang Emas Parado, Tolak Tambang Marmer Kawuwu-Langgudu serta Penolakan rencana Tambang Lido kec Belo Selatan. Sehingga tidak salahbila pemerintah pusat melalui kementerian ESDM meminta Peninjauan kembaliseluruh Ijin Tambang di wilayah NTB.

Selain itu, Menko Perekonomian, BESANNYA SBY HattaRajasa mengatakan bahwa terdapat 6.000 ijin tambang di Indonesia sejak tahun2000, bermasalah. Hal ini tidak terkecuali ijin tambang di wilayah KabupatenBima pada umumnya. Hampir semua Tambang yang dikeluarkan Ijin eksplorasi diwilayah Bima oleh pemerintah kabupaten Bima menuai masalah terkait tumpangtindih ijin maupun perseteruan antar perusahaan pengelola.

DATA TAMBANG SUMBER KONFLIK YANG DIBEKINGI APARAT KEPOLISIAN DAN SAHAMNYA MILIK PETINGGI KEPOLISIAN

Misalnya, Tambang Pasir Besi Wera, yang awalnya diberikan kepada 3 Perusahaan yang berbeda melalui Ijin eksplorasi daneksploitasi sekaligus pada tahun 2003, yaitu PT Indomining, PT Melianda dan PT Jagat Mahesa. Kemudian menuai masalah antar perusahaan pengelola. Akibatnya, PT Melianda menarik diri dan kini dieksploitasi oleh PT Jagat Mahesa dan PTIndomining. Begitu juga dengan Pertambangan Marmer di desa Kawuwu kecamatan Langgudu. Tambang ini dikelola oleh 2 perusahaan yang berbeda yaitu PT Indomining dan PT Rounde. Kedua perusahaan tersebut menemui hambatan ketika eksploitasi berjalan, sehingga antara PT Indomining dan PT Rounde saling PTUNtentang administrasi wilayah tambang marmer dilokasi tersebut. Hal ini berakibat terhadap rusaknya hutan disekitar Kawuwu karena perusahaan belum melakukan eksploitasi lanjutan dan reklamasi belum dikerjakan, akhirnyaterbengkalai. SEMUA TAMBANG INI ADALAH MILIK BAPAK MENTERI, PETINGGI KEPOLISIANDAN ANGGTA DPR

MAJU TAK GENTAR MEMBELA YANG BAYAR. PENGUSAHA INI ADALAH PENJARAH TAMBANG TAMBANG DI INDONESIA, MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN PETINGGI KEPOLISIAN DAN POLITISI CIKEAS

Beda lagi dengan rencana PT Bahtera Nusantara yang berencana melakukan eksplorasi Marmer diwilayah Lido dan sekitarnya. Namun akibatnya, Bupati Bima beserta kapala SKPD Kabupaten Bima ditawan oleh wargaNgali hingga 5 jam. Sedangkan Tambang emas Parado, Bascamp serta alateksplorasi dibakar dan dirusak warga yang marah melihat hutannya digunduli.Antara pemukiman warga dengan lokasi Tambang parado berjarak 23 km, bila jalankaki bisa ditempuh sekitar 6 jam perjalanan. SAAT MENOLAK TAMBANG INI 13 WARGADITEMBAK BRIMOB

Muncul PT Sumber Mineral Nusantara dengan ijin Tambangnomor: 621 tahun 2006 dan kemudian melakukan pengajuan perpanjangan danpenyesuaian ijin tahap eksplorasi dengan nomor ijin: 188.45/357/004/2010.Hingga mengakibatkan aksi Pendudukan Pelabuhan Sape pada 19 Desember hinggadibubar paksa oleh aparat pada 24 Desember 2011. Sehari sebelumnya, dikeluarkanSK ‘Pencabutan Ijin’ sementara dengan nomor: 188.45/743/004/2011 tertanggal 23Desember 2011. Namun, SK ini baru diperlihatkan kepada publik pada tanggal 27Desember 2011 atau 3 hari setelah Pembubaran paksa dilakukan.

Tanggal 28 Desember 2011, Anggota DPD RI Dapil NTB beserta DPRD Kabupaten Bima menggelar rapat bersama Bupati beserta jajarannya di ruang sidang DPRD Kabupaten Bima. Bapak Bupati dihadapan DPD serta anggota DPRD Kabupaten Bima tetap tidak akan mencabut secara permanen SK 357 dengan Kode 188 yang dipermasalahkan oleh Warga Lambu hingga jatuhnya Korban meninggal dan puluhan terluka.

jika kita menilik berbagai kondisi lapangan, pramaupun pasca Insiden/peristiwa. Terkesan ada upaya paksa yang berlebihan daripihak aparat Kepolisian untuk melakukan presure pshykologis bagi warga kecamatan Lambu yang kerap menolak adanya pertambangan diwilayah mereka.

Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh pihak tertentu dalammensiasati konflik yang ada. Kondisi semacam ini pun dikaitkan dengan penempatan Kapolda NTB yang berasal dari kesatuan Brimob dan selalu mendapatkan wilayah tugas didaerah pertambangan. Apalagi, salah satu wilayah tambang diBima (Tambang Pasir Besi Wera) dikelola oleh PT Jagat Mahesa (JM) yang tiada lain adalah milik Fauzi, anak dari WAKAPOLRI, Komjen Pol Nanan Sukarna.

2. Tragedi Sabtu Kelabu’ di Pelabuhan Sape tersebutdiduga merupakan ‘pesanan’ pusat. Rumor tentang akan adanya gejolak besar diBima pada akhir Desember 2011 pada dasarnya sudah diduga sejak Oktober atau 2bulan sebelumnya. Hal tersebut diperkuat dengan adanya ‘kawat rahasia’ semacamsurat yang dikirim kepada pemerintah kabupaten Bima untuk meningkatkan kewaspadaan sosial. Selain itu, ada semacam gerakan intelejen yang tidak biasadari dan ke Bima sejak november 2011. Rumor tersebut diperkuat dengan kondisi Kabupaten Bima dan kota Bima yang mengalami kekisruan terkait masalah – masalah sosial secara lokalis. Seperti meningkatnya aksi Curanmor, perkelahian danisu-isu aliran sesat pasca kasus Ponpes Umar Bin Khatab (UBK) pada Juli 2011.

3. Hipotesa ini semakin kuat dengan munculnya kasus Mesuji-Lampung yang baruterbongkar diakhir tahun 2011, Ada peluang untuk menutupi/mengalihkannya dengankasus Bima. Disisi lain, reformasi kepolisian menjadi salah satu agenda besaruntuk didorong melalui rangkaian peristiwa ditanah air ini, termasuk ‘TragediLambu’. berbarengan dengan hal tersebut, RUU Agraria juga sedang didorong naik.Hal ini mengacu dari berbagai peristiwa penyerobotan lahan maupun kekisruanmasalah lahan/tanah diberbagai daerah di Indonesia. Semua itu tidak menutupkemungkinan adalah sebuah mata rantai yang diseting sedemikian rupa gunamempercepat proses reformasi agraria di Indonesia. ‘Tragedi Lambu’ menjadipoint akhir dalam mengerucutkan hal tersebut secara permanen.

4. Lebih nampak bila kita kaitkan gerakan yang dibangun oleh Kelompok ‘merah-hitam’ (LMND, PRD, SMI, dst) selama ini dengan posisi BudimanSujatmiko sebagai ‘Presiden’ PRD sekaligus anggota DPR RI di Komisi I yang getolmeneriakan UU Agraria. Track Record Budiman Sujatmiko telah dikenal lamadibelantara para aktivis Revolusioner. Selain itu posisi WALHI NTB yangdiketuai oleh Ali Usman juga adalah dedengkot (Dimisioner) LMND KotaMataram. Sedangkan LMND itu sendiri sudah bukan rahasia umum, adalah ‘anakemas’ PRD itu sendiri. Dedi Supriyadi dan Demian Lubis yang menggerak Massaadalah anggota LMND anak didikan langsung Budiman Sujatmiko, anda tidak usahheran, karena saat perwakilan Warga bertemu dengan Kontras serta Komnas HAM,ternyata mereka sama saja, hanya bajunya saja yang berbeda, tidak hanya diBima, kelompok antek Amerika ini juga berkeliaran di Aceh, Bali, Papua dan Kalimantan.

5. Begitu brutalnya kejadian tersebut,

Anggota Reskrim dan Intel Polres menangkap dan menarikturun beberapa orang yang melakukan Orasi dari atas Mobil Pic Up, kemudianterdengar rentetan tembakan baik yang mengarah ke atas maupun yang langsungmengarah ke Warga yang sedang melaksanakan aksi, saat itu warga sudah duduk danmeletakkan alat untuk mempertahan diri yang mayoritas terdiri dari anak-anak,Ibu-ibu dan orang Tua.

Saat kejadian tersebut berlangsung Kasat ReskrimTerlihat mencabut Revolver dan menembak langsung ke arag warga, kemudianbersama anggota Intel dan Reskrim menyeret beberapa Korban termasukkoorlap Sdr. Hasanuddin.

TIDAK ADA SATUPUN WARGA YANG MELAWAN ATAUPUN MEMBALAS, kemudian warga terdesak ke dalam gedung pelabuhan. Beberapa wargaterpaksa melompati pagar pelabuhan agar dapat menghindari tembakan bahkanmereka terluka akibat terkena Batu Karang, Saat warga keluar dari Pelabuhanmereka sudah ditunggu oleh Aparat Kepolisian lagi.

Saat penyerangan terjadi, beberapa warga melihat Wakapolda Ntb, Kombes Pol Martono berada di lokasi dengan berpakaian bebas danberdiri di perempatan jalan masuk pelabuhan Sape.

Walaupun Warga sudah bercerai berai melarikan diri,tapi aparat masih saja melakukan pengejaran sambil menembak ke segala arah.Untuk menghilangkan Barang Bukti beberapa aparat memungut dan mengamankanselongsong peluru yang bertebaran di Area pelabuhan, Merusak Bangunan Pelabuhan Dan Merusak Beberapa Sepeda Motor Yang Di Parkir Dekat BangunanTersebut. Aparat melakukan penyisiran dan pengejaran hingga ke Kampung Jala –Bugis, yang jaraknya lebih dari 279 meter dari Pelabuhan.

polisi menembak langsung ke arah warga, sebagian lain mengumpulkan selongsong

Beberapa anak-anak dibawah umur 17 tahun ditangkap ditepi pantai area pelabuhan. Saat penangkapan tersebut, beberapa kali tembakandilepaskan ke arah anak-anak tersebut sampai Muncratan air Laut Terlihat.Bahkan ada yang sudah mengangkat tangan, tangan yang terangkat pun di tembak,warga yang sudah tidak berdaya masih dipukul baik dengan tangan Maupun Poporsenjata, ada yang sudah tidak berdaya masih diinjak diseret beramai-ramai sambil di maki-maki dengan kata-kata kotor “BANGSAT KAMU” Adaseorang wanita di tangkap, dilepas disuruh lari kemudian di tembak bokongnyadari belakang, ada wanita anak SMA ditangkap di suruh lari, kemudian disuruh tiarap bokongnya di tembak saat di bawa ke Puskesmas aparat Aparatmenertawakannya karena tidak bisa duduk. Dan yang lebih tidak manusiawi MAYATSAIFUL DISERET, DI INJAK KEPALANYA KEMUDIAN DI TENDANG KEPALANYA

Akibat penyerangan tersebut, sejumlah warga mengalamiluka tembak dan 2 warga meninggal di lokasi akibat Peluru tajam yangditembakan..

INILAH WAJAH PELAKU PENENDANGAN DAN MENGINJAK JASAD WARGA YANG DITEMBAK MATI

SETELAH KAKINYA DITEMBAK DENGAN PELURU TAJAM, DISERET BERAMAI RAMAI, KEMUDIAN DIBIARKAN BEGITU SAJA, KORBAN SAMBIL MENAHAN RASA SAKIT YANG LUAR BIASA

6. Tidak hanya sampai disitu, seorang anak 16 tahun yang sudah mengangkattangannya, tangan yang terangkat malah ditembak.

7. Kebrutalan inipun berlanjut, 10 orang anak SD yangs edang bermain bola, 7diantaranya ditangkap kemudian kepala mereka dipukul dengan senjata hinggabocor, kemudian mereka dilepaskan dengan status, bebas bersyarat.

8. Kemudian terjadi Negosiasi antara Komnas HAM dan Mabes Polri, Kongkalikong inisudah Biasa. “KAMU BONGKAR KASUS SAYA, SAYA AKAN MENJADIKAN ANGGOTAMUTERSANGKA”

9. Kemudian perwakilan Warga menemui Komisi 3 DPR RI, berharap kasus inidituntaskan, tapi ternyata sama saja, disana mereka hanya duduk dudk saja,sampai saat ini kasus ini dipendam oleh KOMNAS HAM, DAN KEPOLISIAN adasemacam Tawar menawar antara Polri dan Komnas HAM.

10. LMND DAN WALHI ADALAH ORANG-ORANG YANG SAMA DENGANKONTRAS, MEREKA DIMANFAATKAN untuk memenciptakan Kondisi Konflik diseluruhIndonesia. Jika Tambang itu di kelola oleh Warga Indonesia dengan Cepatkelompok ini melakukan Deminstrasi menolak Tambang, Rakyat digiring olehmereka, saat rakyat dibubarkan Paksa, mereka menghilang dan tidak satupun yangditangkap. tentu anda sudah menduga bahwa AKHIRNYA TAMBANG VTAMBANG TERSEBUT JATUH KE TANGAN ASING. tambang tambang ini melibatkan beberapa jenderal Polisi,termasuk Survei Kapolri di daerah NTT, NTB, Trenggalek, Papua, Poso dan BangkaBelitung

11. Tambang tambang ini tidak saja melibatkan JenderalPolisi tapi juga melibatkan tokoh tokoh Politik terutama persaingan antaraGolkar, PAN, Demokrat dan Gerindra yang berebutan Tambang, karena setiap kasuspasti ada keterlibatan Kader kader Partai ini. contoh kecil 46 Milyar hasiltambang di Newmount belum dibayarkan kepada Pemda, disana ada Saham keluargaCikeas, Yayasan Polri.

12. Untuk menutupi kegiatan Tambang tersebut, Polrimengirim teroris teroris di sana, dibuattlah skenario di NTB bahwa disana adadaerah Latihan Teroris, sebenarnya adalah untuk mengalihkan kegiatan tambang, konflikkonflik yang terjadi sengaja diciptakan untuk pengelabuan. setiap terjadiKonflik pasti ada alat tambang yang di pindahkan Dari Newmount.

MEREKA HANYA MEMPERTAHANKAN TANAH MEREKA, TAPI PERLAKUKAN SEPERTI HEWAN DIANCAM, DITEROR DAN TEMBAK TANPA ADA PEMBELAAN SEDIKITPUN, MEREKA BUKAN PREMAN APALAGI PEMBERONTAK

DAFTAR KORBAN YANG DITEMBAK, DIANIAYA DAN DISIKSA SERTA DILECEHKAN

BAPAK INI 1 KALI DITEMBAK DENGAN PELURU TAJAM DAN 3 KALI DITEMBAK DENGAN PELURU KARET. TAPI NGGAK MATI
PERHATIKAN 7 ORG INI, DAN SERAGAM ANAK ANAK INI, ANAK-ANAK INI SEDANG BERMAIN BOLA, DITANGKAP DAN DIPUKUL KEPALANYA DENGAN SENJATA HINGGA BOCOR, DAN 1 YANG BERKERUDUNG KUNING YANG PALING KIRI DITEMBAK DI DADA KANANNYA. 7 ORANG INILAH YANG DI TANGGUHKAN PENAHANNANNYA OLEH POLDA NTB.
KORBAN DITEMBAK TANGAN DAN KAKINYA
KORBAN DITEMBAK TANGAN DAN KAKINYA
KORBAN DITEMBAK LUTUTNYA DENGAN PELURU TAJAM
KEADAAN SELURUH KORBAN SAAT DI RUMAH SAKIT
IBU-IBU INI, DITANGKAP, KEMUDIAN DISURUH LARI, SAAT BERLARI PANTATNYA DITEMBAK, SETELAH TIBA DI RUMAH SAKIT KEPARAT KEPOLISIAN MENERTAWAKANNYA.
ORANG ORANG INI SUDAH MEMOHON AMPUN, TAPI MASIH SAJA DI HAJAR DAN DISIKSA
KEADAAN KORBAN DI RUMAH SAKIT
SAIFUL, KORBAN DITEMBAK DIBAGIAN DADA KANAN TEMBUS KE KEPALA BAGIAN BELAKANG, SAAT AKAN MENOLONG ARIEF RAHMAN, SETELAH DITEMBAK, KORBAN DI INJAK KEPALANYA DAN DITENDANG, KEMUDIAN DISERET

Daftar identitas koban kerusuhan Sabtu tanggal 24 Desember2011 warga Kecamatan Lambu Sape Desa Sumi, Rato dan Desa Lanta. KORBAN INI TIDAK TERIDENTIFIKASI

Korban DesaSumi dan Rato:

Ø Ismail, umur 56 tahun, pekerjaan petani, statuskawin dan memiliki dua orang anak.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian dada sebanyak dua titik, paha kiri danlengan tangan kanan, dengan peluru tajam, dengan jarak tembak tiga meter dariarah korban.

Saatpenembakan terjadi korban sedang berada di area pelabuhan Sape dimana saat ituia sedang mengikuti aksi unjuk rasa menolak eksploitasi tambang emas bersamawarga lainya.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Muhamadiyah Kabupaten Bimadirujuk tanggal 30 Desember 2011 jam 12.00 malam.



Ø Yaumin, umur 25 tahun, pekerjaan petani, status belumkawin.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian paha kiri hingga tembus dan buah zakar,dengan menggunakan peluru tajam, jarak tembak tiga meter dari arah korban.

Saatpenembakan terjadi korban sedang berada di area pelabuhan Sape.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh seorang intel, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut, hanya saja korban sempat melihat pelaku penembakantersebut menggunakan senjata jenis pistol.

Korbantidak mengenal dan mengetahui identisa penembak tersebut. Sejauh ini korban telahmendapat perawatan medis puskesmas terdekat dan tidak memerlukan perawan lebihlanjut.



Ø Salfina Juliani, umur 15 tahun, pelajar(siswi) SMA kelas I.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian Bopong, dengan menggunakan peluru karet,jarak tembak empat meter dari arah korban.

Selainditembak korban juga mengalami kekerasan seperti dipukul oleh seorang oknumintel dibagian wajah, kedua kakinya ditendang dengan menggunakan sepatu laras,oleh intel yang bernama Jufen. Namaintel tersebut diketahui korban setelah ia mendengar pelaku dipanggil rekanyadan sempat melarang agar korban tidak dipukul lagi.

Saatpenembakan dan pemukulan terjadi korban sedang berada di area pelabuhan Sape.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban duduk menghindarikejaran aparat disamping mobil openkap yang ditumpangi pendemo, korban jugasempat melihat pelaku penembakan tiarap pada saat menembak dirinya, tanpamengenal siapa identitasnya.

Ø Sahbudin, umur 23 tahun, pekerjaan petani,status belum kawin.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian lutut kaki kiri, dengan menggunakanpeluru tajam, jarak tembak tiga meter dari arah korban.

Selainditembak korban sempat diinjak oleh tiga orang intel: Satu orang menginjakkepala korban dan dua orang lainya menginjak di bagian perut dan adapun yangmelihat korban di injak adalah saudari SelfinaJuliana.

Adapuncirri-ciri pelaku diantaranya: Dua orang gemuk, kulit hitam dan satu oranglainya kurus putih.

Saatpenembakan terjadi korban sedang berada di area pelabuhan Sape.

Menurutpengakuan keluarga korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban larimeninggalkan lokasi pelabuhan akibat dikejar aparat, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban tengah mendapatkan perawatan secara intes di RSUD kota Mataram(kondisi terakhir sangat kritis).



Ø M.Saleh Ama Hidu, umur 43 tahun, pekerjaanpetani, status kawin dan memiliki empat orang anak.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian betis kaki kiri, menggunakan peluru karet,jarak tembak 15 meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi di saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapat perawatan medis dan sejauh ini tidak memerlukan lagiperawatan lanjutan.

Ø Iriani, umur 50 tahun, pekerjaan petani, statuskawin dan memiliki lima orang anak.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian bopong sebanyak dua titik menggunakanpeluru tajam, jarak tembak empat meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Selainitu korban sempat dipegang oleh aparat yang tidak dikenal setelah dilepas ibulima orang anak ini langsung ditembak.

Selainditembak korban juga sempat dipukul setelah berada diluar area pelabuhan olehseorang intel dibagian muka hingga memar madahal sudah terluka akibat tembakan.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Kasma, umur 39 tahun, pekerjaan Ibu RT, statuskawin dan memiliki dua orang anak.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian betis kaki kiri dan perut sebelah kananmenggunakan peluru tajam, jarak tembak lima meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban sedang beradadidepan pintu pelabuhan.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Sabatin, umur 21 tahun, pekerjaanpetani, status belum menikah.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian pinggang menggunakan peluru karet,jarak tembak 10 meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban berada di sekitarlokasi pelabuhan.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Fadlun , umur 23 tahun, pekerjaanpetani, status kawin.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian lutut kaki kiri menggunakan peluru karet,jarak tembak tiga meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Ruslin, umur 25 tahun, pekerjaan petani, status belumkawin.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian Bopong dan telapak kaki menggunakanpeluru tajam, jarak tembak lima meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi di saat korban berada di lokasipelabuhan.

Sejauhini korban telah mendapat perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Mahfud, umur 20 tahun, pekerjaan petani, status belumkawin.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian pinggang kiri dan tangan kiri menggunakanpeluru tajam, jarak tembak empat meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban sedang berada dilokasi pelabuhan.

Selainditembak korban juga sempat dipukul menggunakan senjata api sebanyak tiga kali danditendang dibagian paha akibatnya kepala dan kaki korban mengalami memar.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Faujin, umur 19 tahun.

Korban mengalami kekerasan penembakan dibagian kakisebanyak tiga kali tembakan menggunakan peluru tajam, jarak tembak tiga meterdari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Bunyamin, umur 22 tahun.

Korban mengalami kekerasan penembakan dibagian dada menggunakanpeluru karet, jarak tembak lima meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan dikejar berimob, tampa mengetahui dan mengenal identitasaparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Fahmi, umur 18 tahun.

Korban mengalami kekerasan penembakan dibagian dadadan lengan kanan dengan peluru karet, jarak tembak lima meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan dikejar berimob, tampa mengetahui dan mengenal identitasaparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Wahyudin, umur 25tahun, pekerjaan petani, status kawin dan memiliki lima orang anak.

Korbanmengalami kekerasan pemukulan pelaku anggotasatuan Brimob Polda NTB akibatnya wajah korban mengalami luka memar.

Aksipemukulan tersebut terjadi pada saat korban berada di lokasi pelabuhan.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Imam, umur 19 tahun.

Korban mengalami kekerasan penembakan dibagian sikukanan menggunakan peluru tajam, jarak tembak 30 meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi di saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Mutlak, umur 28 tahun, pekerjaan petani.

Korbanmengalami kekerasan penembakan dibagian siku kanan menggunakan peluru tajam,jarak tembak 100 meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø ST. Rahma, umur 35 tahun, pekerjaanpetani.

Korbanmengalami kekerasan penembakan tepatnya di bawa payu dara dan siku kanan menggunakanpeluru karet, jarak tembak dua meter dari arah korban.

Menurutpengakuan korban eksekusi penembakan terjadi pada saat korban lari meninggalkanlokasi pelabuhan akibat dikejar oleh berimob, tampa mengetahui dan mengenalidentitas aparat tersebut

Selainitu korban sempat dipegang oleh aparat yang tidak dikenal setelah dilepas ibulima orang anak tersebut langsung ditembak.

Sejauhini korban telah mendapatkan perawan medis dan tidak lagi memerlukan pengobatanlanjutan.

Ø Hadijah, umur 45 tahun, pekerjaanpetani.

Korbanmengalami kekerasan pemukulan dibagian muka oleh satuan Brimob Polda NTB selainditempeleng korban juga ditarik dan diangkut menggunakan mobil polisiseterusnya korban ditahan dirumah tahanan gunung dua selama tiga hari, dandipindahkan ke LP 1 hari seterusnya dipindahkan lagi di rumah tahanan polresBima selama satu hari.

Ø Armansah, umur 13 tahun, pelajar.

Korban sempat ditahan di rumah tahanan gunungdua selama tiga hari selama berada dirumah tahanan korban mendapat tindakankekerasan seperti dipukul dan ditendang dibagian muka dan kepala. Akibatnyakorban mengalami luka memar dan telah mendapat perawatan.

Ø Yadin, umur 13 tahun, pelajar.

Korban sempat ditahan di rumah tahanan gunungdua selama tiga hari selama berada dirumah tahanan korban mendapat jotos aparatselabanyak empat kali di bagian muka.

Ø Tamrin, umur 17 tahun, pelajar.

Korban sempat ditahan di rumah tahanan gunungdua selama tiga hari selama berada dirumah tahanan korban mendapat tindakankekerasan dengan cara ditendang dan pada akhirnya korban mengalami pinsan.Sejauh ini korban sudah mendapat pengobatan medis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates