ya Tuhanku, ujian-Mu berat. Hampir saja aku rebah kalau tidak dibuka-Mu hikmah!

Ini adalah peringatan untukku sendiri, hamba-Nya yang lemah dan hina agar apabila aku membacanya mengetuk hati, agar aku tidak menjadi seperti kacang lupakan kulit dan tidak menjadi hamba-Nya yang tidak tahu bersyukur setelah diberi-Nya segala pertolongan, agar setiap tarikan nafasku adalah nafas mengingati-Nya, Allahurabbi Tuhan yang tiada lain melainkan Dia.

Syarahan Ketiga
“Apabila seorang hamba Allah itu diuji oleh Allah, maka mula-mulanya dia akan cuba melepaskan dirinya dari ujian atau cubaan yang menyusahkannya itu. Jika ia tidak berjaya, ia akan meminta pertolongan dari orang lain seperti raja-raja atau orang-orang yang berkuasa, orang-orang dunia, orang-orang hartawan; dan jika ia sakit ia akan pergi meminta pertolongan doktor atau bomoh. Jika inipun tidak berjaya, maka kembalilah ia menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT dan memohon sambil merayu kepada-Nya. Selagi ia boleh menolong dirinya, dia tidak akan meminta pertolongan orang lain. Selagi pertolongan orang lain didapatinya, dia tidak akan meminta pertolongan Allah.

Jika dia tidak dapat pertolongan Allah, maka berterusanlah ia merayu, sembahyang, berdoa dan menyerahkan dirinya dengan penuh harapan dan cemas terhadap Allah SWT. Allah tidak akan menerima rayuannya sehingga dia memutuskan dirinya dengan keduniaan. Setelah putuslah dia dengan hal-hal keduniaan, maka ketentuan dan kerja Allah akan terzahir melalui orang itu dan lepaslah ia dari hal-hal keduniaan. Tinggallah padanya roh sahaja.

Pada peringkat ini tidaklah nampak olehnya melainkan kerja atau perbuatan Allah dan tertanamlah dalam hatinya kepercayaan yang sebenar-benarnya tentang tauhid (Keesaan Allah). Pada hakikatnya tidak ada pelaku atau penggerak atau yang mendiamkan kecuali Allah SWT, tidak ada baik dan tidak ada jahat, tidak ada rugi dan tidak ada untung dan tidak ada faedah dan tidak ada anugerah dan tidak ada sekatan, tidak terbuka dan tidak tertutup, mati dan hidup, mulia dan hina, kaya dan papa, bahkan segala-galanya adalah dalam tangan Allah.

Hamba Allah itupun jadilah seperti bayi di pangkuan ibunya atau seperti orang mati yang sedang dimandikan atau seperti bola di kaki pemain bola – melambung, bergolek, ke atas, ke tepi dan ke tengah, sentiasa berubah tempat dan kedudukan. Dia tidak ada pada dirinya upaya dan daya. Maka lenyaplah ia keluar dari dirinya dan masuk ke dalam lakuan Allah semata-mata.

Si hamba Allah yang begini tidak nampak yang lain kecuali Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya. Tidak ada didengar dan diketahuinya kecuali Allah. Jika ia melihat sesuatu, maka dilihatnya perbuatan atau kerja Allah. Jika ia mendengar atau mengetahui sesuatu, maka didengarnya perkataan-perkataan Allah dan jika ia mengetahui sesuatu, maka diketahuinya melalui pengetahuan Allah. Ia akan dianugerahi dengan anugerah Allah.

Beruntunglah dia, kerana hampirnya dengan Allah. Beliau akan diperhias dan dipermuliakan. Redhalah ia dengan Allah. Bertambah hampirlah dia dengan Tuhannya. Bertambahlah cintanya kepada Allah. Bertambahlah seronoknya dalam mengenang Allah. Terdirilah ia di “dalam Allah”. Allah akan memimpinnya dan menghiaskannya dengan pakaian cahaya ilmu Allah dan terbukalah kepadanya hijab yang melindunginya dari rahsia-rahsia Allah yang Maha Agung. Beliau mendengar dan mengingat hanya dari Allah yang Maha Tinggi. Sentiasalah dia bersyukur dan sembahyang di hadhrat Allah SWT.”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "ya Tuhanku, ujian-Mu berat. Hampir saja aku rebah kalau tidak dibuka-Mu hikmah!"

Posting Komentar

Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates