Falsafah Wiro Sableng

Falsafah Angka Dua Satu Dua (212)

 
“Deeaarrrrrrrrrrrr....!! Heeeaaaaahh.. ahhh.. ahhh... ahhh.. aahhhh.... Taak tikk tuukk.. tiik.. taakk tikk tuukk....” Ada yang masih ingat soundtrack lagu opening senetron laga Wiro Sableng yang populer di ere tahun 90’an? Kalau ada pasti masa kecilnya bahagia. Yah, Wiro Sableng. Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng. Sebuah film yang diangkat dari cerita fiksi novel populer karya Bastian Tito.
Apa yang menarik dari karangan fiksi ini? Selain karena pesan moral yang disampaikan serta aksi – aksi laga yang mengesankan. Ada juga filosofi yang mengandung makna cukup dalam. Makna dibalik angka 212. Angka 2 dan 2 yang melambangkan empat nafsu manusia. Aluamah, sufiah, amarah, dan mutmainah. Satu di tengah sebagai pencernya, sebagai pusatnya, sebagai intinya. Inti yang mensinergiskan keempat nafsunya.
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 sejatilah adalah seorang kesatria yang sedang memerangi dirinya sendiri. Dimana angka 1 (Pancer) yang tidak lain adalah hati dan nuraninya sendiri. Sedangkan 2 dan 2 (4 kiblat) adalah nafsunya sediri (aluamah, sufiah, amarah, dan mutmainah). Kalau kesatria itu menang (melawan nafsunya) maka ia akan jadi pendekar yang hebat dan tanpa tanding. Tapi kalau masih kalah (masih dikendalikan nafsunya) berarti masih harus terus mengasah ilmunya.
Sebab itu musuh terbesar dan terberat sebenarnya adalah 2 dan 2 di empat kiblat (arah) yang meliputi : Nafsu aluamah yaitu godaan selalu ingin makan, minum, dll. Nafsu sufiah yaitu haus akan pangkat, derajat, sanjungan, kesombongan, dll. Nafsu amarah yaitu selalu ingin marah, menang sendiri, dll. Terakhir nafsu mutmainah yaitu ingin selalu saja berbuat kebajikan, menolong sesama, menuntut ilmu, sedekah, dll.
Pendekar hebat bukan pendekar yang mampu menundukkan lawan – lawannya dengan ilmu dan kesaktiannya. Kebal, tahan banting, bisa terbang, punya kedikjayaan, dll. Pendekar hebat yang kuat dan tanpa tanding adalah pendekar yang mampu mengalahkan dirinya sendiri. Pendekar yang mampu mengalahkan gejolak serta ego dan nafsu yang ada dalam dirinya sendiri. (Ali Ridwan, 07/03/14)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Falsafah Wiro Sableng"

Posting Komentar

Copyright 2009 LOVERS of WISDOM
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates