BAGAIMANA ISLAM MENGAJARKAN PEMAHAMAN MENGENAI TERORISME?
Sesungguhnya teror tidak mungkin lahir dari rahim agama. Akan tetapi teror pasti lahir dari akal-akal yang rusak, hati yang keras, dan jiwa yang sombong. Sesungguhnya hati-hati yang bertuhan tidak mengenal apa itu kerusakan, tidak mengerti apa itu penghancuran, dan tidak mengetahui apa itu sombong. Karena hati mereka penuh dengan kebaikan, kedamaian dan sifat tawadlu’.
Agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi dan kehidupan yang damai dengan segenap manusia. Agama Islam melihat bahwa semua manusia adalah makhluk yang mulia dan terhormat, tanpa memandang apa itu agamanya, warna kulitnya, dan jenisnya. Allah berfirman, wa laqod karromna bani adaama wa khamalnaahum fil barri wal bakhri, wa rozaqnaahum minatthoyyibaati, wa fadzzolnaahum ‘ala katsiirin mimman kholaqna tafdziila (al-Isroo’: 70), artinya: “sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam. Dan Kami membawa mereka ke darat dan ke laut. Kami memberikan mereka rizki yang baik, dan Kami melebihkan mereka di atas makhluk-makhluk yang lain dengan suatu kelebihan”.
Islam telah meletakkan sebuah undang-undang yang mengatur hubungan antara seorang muslim dengan orang non muslim dalam satu komunitas masyarakat. Allah berfirman,laa yan haakum ‘anilladziina lam yuqootiluukum fiddini wa lam yukhrijuukum min diyaarikum antabarruhum wa tuqsithuu ilaihim. Inallaha yuhibbul muqsithiin(al-Mumtahanah: 8), artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang non muslim selama mereka tidak memusuhimu atau mengusirmu dari rumahmu”. Ayat itu memerintahkan kita agar berbuat baik kepada orang non muslim dan tidak menyakiti mereka. Di sini seolah-olah Allah hendak memerintahkan orang Islam agar ia bekerja sama dengan orang non muslim selama bertujuan untuk kebaikan bersama.
Orang yang memahami agama Islam dengan benar akan mengatakan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan pentingnya kedamaian. Dari asal katanya Islam bearti damai. Bahkan kata as-salaam (selamat / damai), adalah salah satu nama Allah ta’ala yang mulia. Allah SWT berfirman, huwallahu laa ilaa ha illa huwal malikul quddusussalamul mukminul muhaiminul ‘aziizul jabbarul mutakabbbir. Subhaanallahu ‘amma yusyrikuun (al-Khasyr: 23), artinya: “Dialah Allah yang tiada tuhan melainkan Dia. Dialah Allah yang merajai, yang maha suci, yang maha menyelamatkan, yang maha mengamankan, yang maha menguasai, yang maha perkasa, yang maha memaksa, dan yang maha agung. Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan”. Allah juga menjadikan kata ‘salaam’ sebagai ucapan saling menghormati ketika mereka saling bertemu.
Salam adalah kalimat pertama yang mereka tulis di berbagai tempat. Dan surga Allah dinamakan daarussalaam (rumah yang penuh dengan kedamaian). Allah SWT berfirman, lahum daarussalaami ‘inda robbihim. Wahuwa waliyuhum bimaa kaanu ya’maluun (al-An’am: 127), artinya: “bagi orang-orang Islam itu surga sebagai hadiah dari Allah. Dan Allah akan menolong mereka di hari kiamat, karena amalan-amalan yang telah mereka kerjakan”.
Kata as-salam adalah syiar agama Islam di seluruh penjuru dunia sejak munculnya sampai sekarang. Kata itu adalah syiar ketika seseorang bertemu dengan orang lain. Begitu pula ketika akan berpisah mereka akan menyiarkan kedamaian dengan mengucapkan assalaamualaikum (semoga kedamaian atas kamu).
Kedamaian ini tidak hanya sebatas orang-orang Islam saja. Akan tetapi setiap muslim meyakini bahwa setiap orang dengan agama dan keyakinan apapun berhak untuk hidup aman dan damai ketika ia tinggal di negara Islam. Menjaga dan melindungi kaum non muslim yang berada di negara yang mayoritas penduduknya Islam hukumnya wajib. Bahkan Islam sangat menekankan wajibnya orang muslim untuk menjaga mereka. Agama mengancam dan menghukum siapa saja yang menyakiti dan berbuat dzolim kepada orang non muslim yang baik, karena Allah tidak menyukai orang yang berbuat dzolim. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada mereka. Akan tetapi sebaliknya, Allah akan mempercepat siksaan mereka di dunia. Atau Ia akan menangguhkan siksaan dunia, tapi Ia akan melipat gandakan siksaan-Nya di akherat kelak. Na’udlubillahi min dzaalik.
Banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskan tentang keharaman berbuat dzolim. Diantaranya hadits yang mengancam orang yang berbuat dzolim kepada kafir dzimmi(non muslim yang baik yang tingal di negara Islam). Nabi Muhammad SAW bersabda,man dzolama mu’ahadan awin taqosohu haqqon, aw kallafahu fauqo thooqotihii, aw akhodza min hu syaian bighoiri toyyibin nafsin minhu, fa ana hajiijuhu yaumal qiyaamah (HR Abu Dawud, al-Baihaqi), artinya: “barang siapa yang berbuat dzolim kepada kafir dzimmi, merendahkan haknya, atau membebaninya dengan beban yang diluar kemampuannya, atau mengambil sesuatu dari mereka dengan tanpa izin, maka Aku akan menjadi penentangnya di hari kiamat.”
Islam sangat menyerukan kedamaian. Sebab dengan kedamaian kehidupan menjadi tenang dan tentram. Masyarakat yang menyukai kedamaian akan cepat menjadi masyarakat yang maju. Masyarakat yang maju akan membuat bangsa dan negara menjadi maju. Sikap toleransi kepada orang-orang yang memiliki agama yang berbeda akan menciptakan persatuan dan kesatuan sebagai sesama bangsa dan negara. Sehingga negara akan menjadi negara yang kuat, aman dan damai.
Bukanlah sikap yang terpuji apabila Islam dianggap sebagai teroris hanya karena ada sekelompok orang yang berbuat kerusakan yang mengaku-aku sebagai pemeluk agama Islam. Pada dasarnya semua agama menyeru kepada kebaikan. Tetapi pemeluk agama yang memiliki akal yang rusak dan jiwa yang busuk akan membuat agama yang putih memiliki warna yang lain. Sekarang kita lihat agama nasrani misalnya. Agama nasrani menyeru kepada cinta kasih. Akan tetapi jika kita melihat sejarah, pernah ada sekelompok orang Kristen yang melakukan perbuatan dzolim kepada pemeluk agama lain. Gereja di negara Spanyol pernah melakukan tindakan penyiksaan kepada orang-orang muslim dan orang-orang yahudi. Mereka juga mengusir bangsa yahudi yang disebabkan penyebaran filsafat Ibnu Rusydi dan pemikirannya diantara mereka. Gereja memutuskan untuk menghukum setiap orang yahudi yang tidak menerima ketetapan gereja. Orang-orang yahudi dibolehkan untuk pergi meningalkan tempat tinggal dan kampung halamannya dengan syarat mereka tiak boleh membawa perbekalan. Di sepanjang perjalanan mereka ditimpa kelaparan, Sehingga banyak diantara mereka yang mati kelaparan.
Kita tidak boleh meyakini bahwa perbuatan orang-orang nasrani yang menganiaya orang-orang yang berbeda agama itu sebagai ajaran agama nasrani. Kita memiliki akal sehat dan mampu membedakan antara ajaran agama nasrani dengan praktek-praktek kejahatan yang dilakukan oleh sebagian orang nasrani. Begitu pula dengan apa yang terjadi di Afganistan. Banyak desa yang dihancurkan, banyak orang-orang tak berdosa yang dibunuh hanya karena kejahatan satu orang, dengan tuduhan ia memiliki senjata pemusnah masal. Dan tuduhan itu sebenarnya adalah tuduhan bohong yang dibuat-buat agar Amerika bisa mengambil apa yang menjadi keinginannya.
Orang-orang yahudi di Israel yang melakukan kejahatan terhadap orang-orang Islam palestina, tidak mungkin kita menganggapnya sebagai ajaran agama yahudi. Sesungguhnya agama itu datang untuk menyebarkan kedamaian dan kasih sayang diantara sesama manusia. Kejahatan dan terorisme yang terjadi sesungguhnya tidak timbul dari ajaran agama Islam. Tapi ia timbul sebagai akibat dari akal yang rusak dan hati yang takabur. Para pelaku teror itu sudah mempraktekkan apa yang telah di firmankan Allah SWT di dalam al-Qur’an, wa minannasi man yu’jibuka qouluhu fil khayaatid dunya wa yusyhidulloha’ala ma fi qolbihi, wa huwa aladdul khishhom. Wa idza tawalla sa’a fil ardli liyufsida fiiha, wa yuhlikal khartsa wan nasl. Wallahu laa yuhibbul fasaad. Wa idza qii la lahuttaqillaha, akhodzathul ‘izzatu bil itsm, fahasbuhuu jahannam. Wa labiksal mihaad (al-Baqoroh: 204-206), artinya: “dan diantara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau wahai Muhammad. Dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling dari engkau dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanaman-tanaman dan ternak. Dan Allah tidak menyukai kerusakan. Dan apabila dikatakan kepadanya “bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka jahanam. Dan sungguh jahanam itu tempat tinggal yang buruk”.
Mari kita memohon kepada Allah ta’ala agar memberikan hidayah kepada kita, anak-anak kita, negara kita,dan seluruh umat Islam. Wallahu ta’ala a’la wa a’lam. (al-bayan, Dr. Ali Jum’ah)
0 Response to "BAGAIMANA ISLAM MENGAJARKAN PEMAHAMAN MENGENAI TERORISME?"
Posting Komentar