APA ITU RUH ALLAH?
Tanya :
Bagaimana pendapat anda tentang orang yang memakai ayat: “maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami”. Menurut
mereka Ayat ini sebagai bukti, bahwa nabi Isa adalah anak Allah.
Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari tuduhan orang-orang zalim seperti
itu.
JAWABAN 1
Ayat tersebut terdapat dalam surat at-Tahrim 12. Allah swt.
وَمَرْيَمَ
ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ
رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.
Dan selain itu ada di surat al-Anbiya’ yang artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami” (al-Anbiya’ 21 : 91)
Kemudian Allah berfirman yang artinya:
“lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”. (Maryam 19 : 17 )
Ruh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat yang bicara kepada nabi Isa,
“Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” .(QS.Maryam19:19)
Dalam tafsir
disebutkan, bahwa mafaikat meniupkan ke kantung baju Maryam, lalu ruh
itu masuk ke dalam rahim dan jadilah nabi Isa.
Yang dimaksud dengan Ruh adalah sesuatu (makhluk) yang diciptakan Allah dari ruh,
yang dengan adanya ruh tersebut makhluk menjadi hidup. Sama seperti
yang terjadi pada penciptaan nabi Adam, dijelaskan dalam al-Quran yang
artinya:
“Maka apabilaAku telah menyempumakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk karnu kepadanya dengan bersujud. ” (QS. al-Hijr 15 : 29 )
Allah telah meniupkan ruh kepada Adam,
demikian juga dengan nabi Isa yang juga termasuk makhluk ciptaan Allah.
Jelas disebutkan dalam ayat berikut yang artinya:
“Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhann ya untuk mengatur segala urusan. ” (Al-Qadr 97 : 4 )
“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf”.( An-Naba’ 78 : 38. )
Kesimpulannya, nabi
Isa adalah tercipta dari ruh yang berasal dari Allah, yakni ruh ciptaan
Allah, dan dergan ruh itu pula Allah menciptakan sekalian manusia, dan
manusia yang pertama ialah nabi Adam. Allah berfirman yang artinya:
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”. (As-Sajadah 32 : 9).
Dengan
demikian, nabi Isa tidak memiliki keistimewaan dengan keberadaan ruh
yang ditiupkan kepadanya. Ruh yang ditiupkan kepadanya sama dengan ruh
yang ditiupkan kepada sekalian makhluk ciptaan Allah yang bernyawa dan
berjasad yang bergerak dan berkeliaran di atas kulit bumi ini. Wallahu’alam. (Abdullah bin Abdurrahman Al-jibrin)
JAWABAN 2
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menulis dalam bukunya al-Jawab Ash-Shahih li mon Boddalo bi Din al-Mosih, ditahqiq
dan dikomentari oleh Dr. Ali bin Hasan, Dr. Abdul Aziz Askar dan Dr.
Hamdan al-Hamdani (3/248), tentang penjelasan makna yang tepat kata ruhullah:
Ruh Allah
maksudnya adalah mafaikat yang dianya adalah ruh pilihan Allah, dan
Allah mencintainya, seperti yang termaktub dalam al-Quran:
lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya,
maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha
Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa”. la (Jibril) berkata:
“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci” (QS. Maryam 19:17-19).
Allah
memberitakan, bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya kepada nabi Isa, lalu
nabi Isa menjadi manusia yang sempurna. Jelas, bahwa nabi Isa adalah
rasul utusan Allah.
Maka dapat diketahui, ruh
yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat, yaitu ruh pilihan
Allah, kemudian Allah menyandingkan kata ruh itu kepada Dzatnya, sama halnya dengan penyandingan kata benda yang lain dengan lafzul jalalah, seperti dalam ayat:
“(Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya” (QS. asy-Syams 91:13)
“dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf dan orang-orang yang beribadat dan orangorang yang ruku’ dan sujud” (QS. AI-Hajj 22 : 26)
“(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum… ” (QS. al-Insan 76 : 6)
Kata yang
disandingkan kepada Allah, jika itu adalah kata keterangan (sifat),
tidak bermakna makhluk, seperti kata `llm, Qudrah, Kalam, dan Hayat
(hidup), menjadi sifat kesucian Allah. Dan jika kata itu adalah kata
benda, ia berdiri sendiri atau menjadi kata keterangan dari yang lain,
contohnya: kata bait (rumah), naqah (unta), `abd (hamba) dan ruh (nyawa)
menjadi milik, ciptaan yang disandarkan kepada pencipta dan pemiliknya.
Hanya saja, dalam kaidah idhafat, mudhaf ilaih tidak terlepas dari pengkhususan kata mudhaf dengan sifat yang membuat mudhaf ilaih berbeda dari yang lain sebagai syarat sahnya idhafat. Misalnya, khusus Ka’bah, Naqah (unta tertentu) dan Ibadussholihin (hamba-hamba shalih)-lah yang dimaksudkan dalam idhafat `baitullah’, ‘naqatullah dan `ibadullah’.
Demikianlah
ruh khusus pilihan Allah yang disebut dalam idhafat `ruhullah’, tidak
digeneralisir sehingga masuk ruh-ruh yang buruk, seperti syeitan,
orang-orang kafir. Ruh syeitan dan orang-orang kafir itu memang makhluk
ciptaan Allah, namun tidak sah diidhofatkan kepada Allah seperti
mengidhofatkan ruh-ruh yang suci dan bersih. Begitu juga tidak sah
mengidhofatkan segala benda mati kepada Allah kecuali Ka’bah, dan tidak
sah mengidhofatkan untaunta lain kecuali naqatullah (unta Allah) yang
diterangkan di surat asy-Syams, yaitu unta nabi Shalih.
Menurut pendapat saya: makna yang tepat
dari idhafat ruhullah itu adalah `malaikat utusan dari sisi Allah
seperti yang termaktub dalam al-Qur’an:
la (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yangsuci” (QS. Maryam 19 : 19),
dan bukan seperti yang didakwakan umat
Nasrani: `Ruh Allah menyatu dengan jasad Isa’ atau `Ruh Allah pindah
dari ke jasad fsa’. Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari tuduhan kotor
mereka. Sekiranya ucapan umat Nasrani itu benar, pasti mereka
diwajibkan menyembah Adam as., sebab ADlam tidak mempunyai ayah, dan sebab ruh Adam juga ditiupkan oleh Allah, sebagaimana termaktub dalam al-Quran
“Maka opabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. al-Hijr 15:29).
Dengan
demikian, di sana tiada perbedaan antara peciptaan Adam as. dan Isa as.
al-Quran menegaskan hal itu dalam ayat: “Sesungguhnya penciptaan ‘Isa di
sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam
dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
“Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia” (QS. Ali `Imran 3:59).
Kesimpulannya,
sudah seharusnya bagi orang yang berkeyakinan kontroversial untuk
kembali ke jalan yang benar. Berpaling untuk menyembah Allah yang Esa,
yang tiada satu pun sekutu dengannya, baik itu dari jenis malaikat
ataupun nabi.
0 Response to "APA ITU RUH ALLAH?"
Posting Komentar