Ketua MK Berasal dari Parado,
Pendidikan :
1.
Sekolah Dasar Negeri No. 4 Salama NaE Bima (1974), 2. Madrasah
Tsanawiyah Negeri Padolo Bima (1977), 3. Madrasah Aliyah Negeri Saleko
Bima (1981), 4. S1 Sarjana Ilmu Hukum Internasional, Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin 5. Sarjana Muda, Fakultas Syari'ah IAIN Makassar
(tidak selesai 1981-1984), 5. S2 Magister Ilmu Hukum Bisnis, Fakultas
Hukum Universitas Pelita Harapan Jakarta (tidak selesai 1998-2001), 6.
S2 Magister Ilmu Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran
Bandung 7. S3 Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Padjajaran
Bandung 8. Pendidikan Pasar Modal, Badan Diklat Departemen Keuangan RI
(1994).
Karir :
Sebelum
menjabat sebagai Hakim Konstitusi, Bapak Hamdan Zoelva memulai karirnya
sebagai dosen luar biasa di beberapa universitas (1986-1987), advokat
(1987-2010), dan anggota DPR RI (1999-2004), selain itu beliau juga
aktif diberbagai kegiatan sosial politik kemasyarakatan. Berikut
pengalaman pekerjaan Bapak Hamdan Zoelva sampai dengan saat ini: 1.
Dosen luar biasa (Ahli Madya) FH Universitas Hasanuddin (mengajar mata
kuliah Pengantar Hukum Internasional, Hukum Perjanjian Internasional,
dan Hukum Laut Internasional), 2. Dosen luar biasa FH. Universitas
Muslim Indonesia, dan Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Makassar (mengajar
mata kuliah Hukum Internasional), 3. Asisten pengacara dan Konsultan
hukum pada Law Office OC. Kaligis & Associates Jakarta (1987-1990),
4. Partner dan Pendiri Law Firm SPJH (Sri Haryanti Akadijati, Poltak
Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva, dan Januardi S. Hariwibowo)
(1990-2007), 5. Partner pada Law Firm HSJ&Partner (Hamdan, Sujana,
Januardi & Partner) (1997-2004), 6. Partner pada Law Firm Hamdan
& Januardi (2004-2010). Selama menjabat sebagai anggota DPR RI
beliau menjabat sebagai: 1. Sekretaris Fraksi Partai Bulan Bintang DPR
RI (1999-2004), 2. Wakil Ketua Komisi II DPR RI (1999-2004), 3. Anggota
Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR RI Perubahan UUD 1945 (1999-2004),
4.Wakil Ketua Komisi A Sidang Tahunan MPR RI 2000 mengenai Perubahan UUD
1945 (2000). Jabatan pemerintahan lainnya yang pernah dijabat oleh
beliau adalah: 1. Staf khusus Menteri Sekretaris Negara RI (2004-2007),
2. Tim Ahli Pimpinan MPR RI, mengenai Kajian Perubahan UUD 1945 (2008).
Dalam kancah politik beliau bernaung di Partai Bulan Bintang (1998-2010)
dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai
Bulan Bintang (2006-2008), terakhir ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang dan Wakil Ketua Badan
Kehormatan Pusat Partai Bulan Bintang (2005รข2010). Dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan beliau berkontribusi di Deputy Chairman ASEAN
Moeslim Youth Sekretariat (2002-sekarang) dan Anggota Dewan Pakar ICMI.
Sekarang selain menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi,beliau juga aktif
sebagai Dosen FH Universitas Islam As-Syafi'yah Jakarta.
Menguak Sisi Lain Hamdan Zoelva
Desa Rato, Kec. Parado, Kab. Bima, kediaman orang tua Hamdan Zoelva. Di
desa inilah Hamdan dilahirkan. Desa yang sangat jauh dari peradaban
modern. Dari kota ke desa ini berjarak 50 km, dengan medan jalan
berkelok-kelok menyisiri bukit-bukit terjal dan lembah curam.
Tidak ada hingar-bingar kendaraan, digantikan kicau burung dan angin yang bertiup segar. Sesekali lewat motor dan mobil angkutan umum yang sudah termakan usia.
Tidak ada hingar-bingar kendaraan, digantikan kicau burung dan angin yang bertiup segar. Sesekali lewat motor dan mobil angkutan umum yang sudah termakan usia.
Rumah orang tua Hamdan Zoelva, KH Muhammad Hasan atau yang biasa
dipanggil Aba Tua, jauh dari kesan mewah. Rumah panggung tinggi terbuat
dari kayu dengan kolong ditutupi bambu yang disusun rapi, sama seperti
rumah penduduk lainnya. Rumah bersebelahan dengan masjid yang terlihat
belum rampung direnovasi. Di depan pelataran masjid terdapat plang
bertuliskan “Masjid Al-Mukhlisin Salama Parado”.
Tepat di samping rumah berdiri berugak (gazebo untuk duduk santai, ciri
khas rumah-rumah di NTB. Digunakan untuk berkumpul, mengobrol dan
menerima tamu). Di depan berugak terparkir mobil bak tertutup
bertuliskan “Pondok Pesantren Al-Mukhlisin”, pondok yang didirikan dan
dikelola oleh orang tua dan keluarga Hamdan.
Penduduk desa, para tetangga dan anak-anak terlihat berkumpul di rumah
itu, Minggu (3/11), dengan ramah menyapa dan mempersilahkan masuk. Di
berugak duduk Prof Thib Raya, guru besar UIN Jakarta dan kakak Hamdan
Zoelva, sedang mengobrol dengan keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat.
Mereka sama-sama sedang menunggu kedatangan Hamdan.
Setelah berbincang-bincang, tak lama berselang mobil Inova hitam masuk
ke pelataran rumah. Semua berdiri dengan antusias menanti siapa yang
datang. Ternyata yang turun dari mobil adalah sosok yang dinanti-nanti,
putra kebanggaan NTB khususnya desa Rato, Parado yang kini terpilih
sebagai Ketua MK bersama istri.
Dengan wajah yang masih terlihat letih Hamdan Zoelva turun dari mobil
dan langsung diserbu oleh para saudara dan tetangga. Disambut dengan
isak-tangis haru bercampur bahagia dan pelukan dari keluarga, Hamdan
menyalami satu per satu yang hadir. Ekspresi datar dan sifatnya yang
pendiam, membuatnya tidak banyak bicara kepada semua yang hadir. Hanya
sesekali menjawab “Iyo ta” (bahasa Bima yang bermakna iya atau mengiyakan).
Sang ayah, sejak kedatangan Hamdan berdiri tersenyum ikut menyambut
kedatangan anak kebanggaannya. Namun ia mempersilahkan yang lain dulu
untuk disalami oleh Hamdan. Setelah semua disalami, sang ayah
menghampiri dan sontak disambung dengan ciuman tangan yang sangat lama
dari Hamdan Zoelva. Hampir lima menit Hamdan Zoelva tidak mengubah
posisi tangan, wajah dan badannya yang tetap membungkuk sambil mencium
ayah tercinta. Dengan raut wajah haru sang ayah memegang pundak anak
kelima dari sembilan bersaudara yang kini mendapat amanah baru sebagai
ketua MK. Mulutnya komat-kamit membacakan doa untuk Hamdan.
Harapan terhadap Hamdan Zoelva
Kedatangan Hamdan Zoelva ke tanah kelahirannya adalah sebagai rasa
syukur dan memohon doa dari orang tua. Tidak lebih dari itu. Informasi
ini pun tidak ia sampaikan ke siapa pun, hanya kepada keluarga
terdekatnya.
“Kepulangan saya adalah untuk meminta doa kepada orang tua agar mampu
mengemban amanah yang dibebankan ke pundak saya saat ini. Nanti malam
juga akan ada syukuran dengan warga setempat. Tidak ada pihak luar yang
saya kasih tahu atau saya undang, karena ini adalah acara keluarga. Anda
beruntung, satu-satunya orang yang dapat meliput ini”, ujar Hamdan.
Ayahanda Hamdan, KH. Muhammad Hasan, berharap agar anaknya dapat mengemban amanah yang diberikan padanya.
“Saya selalu berdoa dan menaruh harapan besar pada anak saya, agar
diberikan rahmat dan hidayah serta dapat menegakkan keadilan
seadil-adilnya,” ucapnya singkat.
Prof. Thib Raya, anak nomor dua sebagai kakak Hamdan Zoelva memberikan harapan besar kepada adiknya dengan memberikan nasihat:
“Saya berharap pada Hamdan yang saat ini dipercaya sebagai ketua MK,
pertama, jabatan itu bisa menjadi rahmat baginya, atau kedua, jabatan
itu bisa menjadi fitnah. Bisa menjadi rahmat jika bisa bersifat amanah,
istiqomah, jujur, dan dilakukan secara sangat baik. Bisa juga menjadi
fitnah kalau dia tidak jujur, tidak adil, dalam keputusannya melanggar
atau hal-hal negatif lain. Baik melanggar aturan Allah Swt. maupun
aturan perundang-undangan yang ada. Sebagai keluarga, dan ini adalah
mewakili harapan semua keluarga Hamdan, saya berdoa dan berharap ia
diberikan kekuatan oleh Allah untuk meninggalkan hal-hal yang dilarang,
dapat mengemban tugas negara sebaik-baiknya,” tutur Prof. Thib Raya
dengan tegas.
Istri Hamdan Zoelva, Nina Damayanti, menuturkan harapan pada suaminya,
“Tetaplah seperti Pak Hamdan Zoelva yang selama ini saya kenal.”
Harapan dari masyarakat Parado umumnya selain bangga juga menaruh
harapan besar terhadap Hamdan Zoelva agar mampu mengharumkan nama tempat
lahirnya.
“Saya sujud syukur di saat menyaksikan di televisi pemilihan ketua MK.
Tidak menyangka orang gunung bisa menjabat ketua MK di Jakarta,” ujar
Zufrin, warga Desa Lere, desa yang bersebelahan dengan Desa Rato,
Parado.
“Kita harus bersyukur karena yang terpilih adalah orangnya masih muda,
enerjik, pengalaman di bidang yudikatif, legislatif, akademisi karena
beliau seorang doktor, dan juga praktisi hukum. Pernah juga di birokrasi
karena pernah di Kemensesneg. Sekaligus bangga karena yang terpilih
adalah putra terbaik NTB. Selain itu, beliau memiliki kepribadian
agamis, low profile, dan komunikatif. Mudah-mudahan mampu mengabdi bagi
bangsa,” pesan Abdurrahman Abdullah, tokoh NTB yang lahir di Bima.
Hamdan Zoelva juga mempersilahkan untuk melihat rumah bersejarah, tempat
ia dilahirkan, yang sampai saat ini masih utuh. Lokasinya tak jauh dari
rumah yang saat ini orang tuanya tempati. Selain itu banyak kisah-kisah
inspiratif masa kecilnya yang diperoleh dari kakak, orang tua, dan
orang-orang dekatnya (tentang itu semua akan disajikan pada posting
berikutnya).
Bersambung…
0 Response to "Ketua MK Berasal dari Parado, "
Posting Komentar