catatan Hati seorang wanita , menolak Ikhwan
Perempuan memang
makhluk yang sangat sulit untuk dipahami , percayalah , bahkan terkadang
saya sendiri tidak bisa menterjemahkan apa yang ada didalam hati saya .
terkadang begitu sangat susahnya sekedar ingin tahu apa yang sebenernya
saya inginkan di dalam hati ini .
saya ingat tentang sebuah bercandaan jaman SMA saat saudara saya menggenapkan usianya di usia 20 tahun ,,, jalan menuju umur 20 tahun itu rasanya terasa sangat lama sekali , namun setelah menginjak usia 20 tahun kenapa waktu berjalan begitu cepat ? dulu saya hanya tertawa mendengar candaan ini ,, namun kini saya hanya bisa tersenyum jika mengingatnya .
Jaman SMA memang jaman yang sangat begitu indah , tugas kita hanya belajar dan membantu kedua orang tua tanpa belum mengerti tentang arti kehidupan yang sesungguh nya . pada jaman itu pun begitu banyak orang dan buku-buku yang membahas tentang nikah muda . wanita desa akan sangat bangga jika menikah di usia muda , karena dia berfikir merasa dirinya lebih menarik dan cantik karna ada lelaki yang menikahinya , tanpa dia berfikir bagaimana menjalani kehidupan setelah menikah nanti .
Setelah lulus SMA pun , banyak sekali temen saya yang langsung menikah .. bahkan saat masih UN saja , ada teman saya yang sudah membagikan undangannya . ahhhh konyol , saya merasa kesal dengan mereka . apa yang ada dalam fikiran mereka saat itu ? buat apa mereka sekolah jika setelah lulus sekolah mereka hanya menikah ? tapi saya hanya diam , dan tak berani untuk bertanya . karena saya sadar bahwa manusia hidup didunia ini dengan keadaan dan prinsip hidup yang berbeda-beda .
begitu pun dengan saya , saya terlahir dari keluarga yang sederhana , orang tua saya hanya seorang pedagang , dan saya menghabiskan masa-masa muda saya dengan membantu kedua orang tua saya . jika teman-teman saya bermain setelah sepulang sekolah , berbeda dengan saya . karena saya langsung menuju kerumah untuk berganti baju , sholat , makan , lalu sayapun bergegas ke warung untuk bergantian menjaga warung dengan orang tua .
tak terasa waktupun cepat berlalu , saya pun lulus sekolah dan tak terasa saya pun sekarang udah berumur 23 tahun . memang begitu cepat waktu berlalu setelah berumur 20 tahun yah ? dulu , saya heran dengan kaka keponakan saya , bagaimana dia menolak ikhwan-ikhwan yang datang kepada dirinya ? sementara saya yakin dia juga ingin menyegerakan menikah . tapi begitulah cara ALLAH mengajarkan kita menjadi bijaksana . saya pun tak perlu lagi tau jawaban dari kaka keponakan saya , karena saat ini saya juga sudah merasakan sendiri ketika pada akhirnya saya menolak ikhwan-ikhwan yang datang dengan niat tulus untuk menggenapkan separuh agamanya .
ikhwan yang pertama yang datang setelah saya lulus sekolah adalah teman usaha orang tua saya yang waktu itu berumur 24 tahun . dia adalah pedagang kaya raya yang terkenal baik dan taat beribadah dikampungnya . dia menjanjikan berbagai hal terhadap saya jika saya mau menikah dengan beliau . dari biaya kuliah saya dan adik-adik saya , rumah mewah yang baru dibangunnya , toko untuk usaha kedua orang tua saya dll . pokoknya banyak hal yang beliau lakukan untuk saya dan keluarga , agar saya mau dinikahi oleh beliau ,, namun pada akhirnya saya menolaknya dengan tegas . waktu itu saya tidak ada niat untuk menikah muda , saya lebih senang bekerja untuk membantu kedua orang tua saya . karena saya merasa kasihan kepada orang tua yang sudah menyekolahkan saya hingga SMA . perjuangan mereka sangat berat untuk menyekolahkan saya dan adik-adik saya sehingga saya menolaknya .
Beliau pun merasa sedikit sakit hati karena sudah ditolak oleh saya , yahhh seorang gadis yang baru lulus SMA . beliau masih berusaha bersikap baik kepada saya dan keluarga , agar hati saya luluh dan mau menikah dengan beliau . saya pun merasa kasihan dan merasa sedikit terusik karena beliau tidak menerima keputusan saya . hingga akhirnya saya pergi keluar kota untuk menghidar dari beliau dan mencari pekerjaan .
Akhirnya saya diterima di suatu perusahaan ternama di kota itu , saya mempunyai teman yang sangat baik . dia bernama oyi asli orang indramayu . dia mengenalkan saya dengan saudaranya yang bekerja di kapal batubara kalimantan . hanya handphone alat komunikasi kami , setiap hari dia menghubungi saya dan pada akhirnya dia berniat untuk menemui saya ketika di libur kerja . saya merasa kaget , karena saat dia menemui saya dia langsung melamar saya . saya pun tak bisa berkata-kata karena saya tidak mempunyai perasaan apapun terhadap dia . akhirnya ikhwan yang kedua ini saya tolak . saya beralasan saya belum ingin menikah , dan masih ingin membantu kedua orang tua saya .
haripun berjalan , saya masih menikmati kesendirian dan saya masih dengan semangat kerja ini demi keluarga . dan pada suatu hari akhirnya saya bertemu dengan teman yang satu kampung dengan saya . dia lelaki yang baik , sholeh dan mempunyai niat baik terhadap saya . namun lagi-lagi saya menolak ikhwan yang ketiga ini , entah saya pun tak tau mengapa saya menolaknya ? apakah setiap keputusan harus punya alasan ?? saya pun tak mengerti ...
saya hanya merasa tidak seharusnya saya bersama beliau , saya mencoba meraba-raba apa alasan dibalik keputusan saya kala itu . ya mungkin , hidup ditempat saya tinggal sekarang harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit , dan kondisi finansial beliau yang masih belum stabil , mungkin menjadi alasan alam bawah sadar saya untuk menolaknya . mungkin disebagian orang ada yang menggangap saya seorang wanita yang matre , tidak percaya janji ALLah bahwa menikah akan melancarkan rejeki , menolak orang sholeh dll . huuuuu , ternyata saya hanya akhwat macam ini .
Jiwa. Kenyamanan.
Bolehkah saya menolak karena alasan ini, karna entah mengapa saya terkadang kurang nyaman dalam berkomunikasi dengan beliau . Jujur, ada rasa bersalah saat saya menolak beliau. Saya takut Allah tidak ridho dengan keputusan saya ini, menolak orang sholeh. YA Robbiii… maafkan hamba-Mu ini… saya merasa bersalah hingga datanglah suatu hari kabar bahwa beliau memiliki kekasih 1 bulan setelah saya menolaknya.
Maka rasa bersalah itu kemudian menjadi sepenggal syukur penuh keharuan. Untunglah saya tidak membuat keputusan terlalu lama. Keputusan kita bisa jadi adalah kunci bagi terbukanya pintu takdir orang lain. Saya melihat akhwat yang menjadi kekasih beliau saat ini, hanya satu yang ingin saya ucapkan,”akhwat sholeh, cocok untuk beliau”
Baarakallah teman , percayalah saya pun ikut bahagia…
waktu terus berjalan , pada akhirnya saya pun merasa jatuh cinta ... saya jatuh cinta kepada seorang lelaki yang sholeh , baik , jujur dan sangat bertanggungjawab . bulan november tahun lalu , kami memutuskan untuk menjalin hubungan . beliau sangat sholeh dan bertanggung jawab itu yang membuat saya jatuh cinta , ya jatuh cinta dengan ahlak beliau . beliau mengajarkan banyak hal tentang hidup ini kepada saya . saya bersyukur sekali telah mengenalnya , dan kata-kata yang selalu saya ingat dari beliau adalah * jadikan pekerjaan sebagai hobi * dan kata-kata itupun yang selalu saya ingat sebagai semangat saya untuk menjalani pekerjaan saya .
dan pada akhirnya beliau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami karena suatu hal , walaupun saya tahu beliau masih sangat mecintai saya . pertama-tama saya tidak menerima dengan keputusan beliau untuk mengakhiri hubungan kami . namun saya sadar , itu sudah jadi keputusannya , saya mencoba iklas dengan apa yang beliau kehendaki . toh jodoh tidak akan tertukar bukan ? mungkin ini yang terbaik untuk kami , jarak ini bukan untuk menghukum kami namun jarak ini akan menjaga saya dengan beliau . mungkin saat menjalin hubungan dengan beliau , saya sangat mencintai beliau sehingga ALLah murka dan tak ingin hambanya mencintai seorang mahluk melebihi cintaku kepadaNYA .
namun sampai saat ini kami masih berhubungan atau berkomunikasi dengan baik , entah mengapa saya sangat senang sekali ketika dia menghubungi saya ? hahaha , saya juga wanita biasa , ada kalanya sedang bijak dan adakalanya galau :D akhwat kan juga manusia yang punya hati .. hehheeh
Cukuplah cerita-cerita di atas dan silahkan menilai saya. Pasti ada yang bilang bahwa saya terlalu pemilih. Mungkin aka nada yang berceletuk bahwa kriteria saya terlalu tinggi. Ahhh saya tidak bisa menjawabnya.
“Jiwa. Menikah itu tentang kenyamanan jiwamu jeng-jeng , kata seorang teman saya yang pernah gagal dalam berumah tangga.
Lalu suatu saat teman saya memberitahu sebuah quote dari Tere Liye, katanya
“Hei, menikah itu bukan lomba lari, yang ada definisi siapa cepat, siapa lelet larinya. Menikah itu juga bukan lomba makan kerupuk, yang menang adalah yang paling cepat ngabisin kerupuk, lantas semua orang berseru hore.
Menikah itu adalah misteri Tuhan. Jadi tidak ada istilah terlambat menikah. Pun tidak ada juga istilah pernikahan dini. Selalu yakini, jika Tuhan sudah menentukan, maka akan tiba momen terbaiknya, di waktu paling pas, tempat paling tepat. Abaikan saja orang2 yang memang cerewet mulutnya bilang “gadis tua, bujag lapuk”, atau nyinyir bilang, “kecil2 kok sudah menikah”.
Entah ini menjadi semacam alibi atau pembenaran bagi saya. Tapi saya sangat menyukainya…
Saya percaya Allah, saya percaya segala sesuatunya sudah diatur-Nya dalam scenario yang teramat indah , sekian :)
saya ingat tentang sebuah bercandaan jaman SMA saat saudara saya menggenapkan usianya di usia 20 tahun ,,, jalan menuju umur 20 tahun itu rasanya terasa sangat lama sekali , namun setelah menginjak usia 20 tahun kenapa waktu berjalan begitu cepat ? dulu saya hanya tertawa mendengar candaan ini ,, namun kini saya hanya bisa tersenyum jika mengingatnya .
Jaman SMA memang jaman yang sangat begitu indah , tugas kita hanya belajar dan membantu kedua orang tua tanpa belum mengerti tentang arti kehidupan yang sesungguh nya . pada jaman itu pun begitu banyak orang dan buku-buku yang membahas tentang nikah muda . wanita desa akan sangat bangga jika menikah di usia muda , karena dia berfikir merasa dirinya lebih menarik dan cantik karna ada lelaki yang menikahinya , tanpa dia berfikir bagaimana menjalani kehidupan setelah menikah nanti .
Setelah lulus SMA pun , banyak sekali temen saya yang langsung menikah .. bahkan saat masih UN saja , ada teman saya yang sudah membagikan undangannya . ahhhh konyol , saya merasa kesal dengan mereka . apa yang ada dalam fikiran mereka saat itu ? buat apa mereka sekolah jika setelah lulus sekolah mereka hanya menikah ? tapi saya hanya diam , dan tak berani untuk bertanya . karena saya sadar bahwa manusia hidup didunia ini dengan keadaan dan prinsip hidup yang berbeda-beda .
begitu pun dengan saya , saya terlahir dari keluarga yang sederhana , orang tua saya hanya seorang pedagang , dan saya menghabiskan masa-masa muda saya dengan membantu kedua orang tua saya . jika teman-teman saya bermain setelah sepulang sekolah , berbeda dengan saya . karena saya langsung menuju kerumah untuk berganti baju , sholat , makan , lalu sayapun bergegas ke warung untuk bergantian menjaga warung dengan orang tua .
tak terasa waktupun cepat berlalu , saya pun lulus sekolah dan tak terasa saya pun sekarang udah berumur 23 tahun . memang begitu cepat waktu berlalu setelah berumur 20 tahun yah ? dulu , saya heran dengan kaka keponakan saya , bagaimana dia menolak ikhwan-ikhwan yang datang kepada dirinya ? sementara saya yakin dia juga ingin menyegerakan menikah . tapi begitulah cara ALLAH mengajarkan kita menjadi bijaksana . saya pun tak perlu lagi tau jawaban dari kaka keponakan saya , karena saat ini saya juga sudah merasakan sendiri ketika pada akhirnya saya menolak ikhwan-ikhwan yang datang dengan niat tulus untuk menggenapkan separuh agamanya .
ikhwan yang pertama yang datang setelah saya lulus sekolah adalah teman usaha orang tua saya yang waktu itu berumur 24 tahun . dia adalah pedagang kaya raya yang terkenal baik dan taat beribadah dikampungnya . dia menjanjikan berbagai hal terhadap saya jika saya mau menikah dengan beliau . dari biaya kuliah saya dan adik-adik saya , rumah mewah yang baru dibangunnya , toko untuk usaha kedua orang tua saya dll . pokoknya banyak hal yang beliau lakukan untuk saya dan keluarga , agar saya mau dinikahi oleh beliau ,, namun pada akhirnya saya menolaknya dengan tegas . waktu itu saya tidak ada niat untuk menikah muda , saya lebih senang bekerja untuk membantu kedua orang tua saya . karena saya merasa kasihan kepada orang tua yang sudah menyekolahkan saya hingga SMA . perjuangan mereka sangat berat untuk menyekolahkan saya dan adik-adik saya sehingga saya menolaknya .
Beliau pun merasa sedikit sakit hati karena sudah ditolak oleh saya , yahhh seorang gadis yang baru lulus SMA . beliau masih berusaha bersikap baik kepada saya dan keluarga , agar hati saya luluh dan mau menikah dengan beliau . saya pun merasa kasihan dan merasa sedikit terusik karena beliau tidak menerima keputusan saya . hingga akhirnya saya pergi keluar kota untuk menghidar dari beliau dan mencari pekerjaan .
Akhirnya saya diterima di suatu perusahaan ternama di kota itu , saya mempunyai teman yang sangat baik . dia bernama oyi asli orang indramayu . dia mengenalkan saya dengan saudaranya yang bekerja di kapal batubara kalimantan . hanya handphone alat komunikasi kami , setiap hari dia menghubungi saya dan pada akhirnya dia berniat untuk menemui saya ketika di libur kerja . saya merasa kaget , karena saat dia menemui saya dia langsung melamar saya . saya pun tak bisa berkata-kata karena saya tidak mempunyai perasaan apapun terhadap dia . akhirnya ikhwan yang kedua ini saya tolak . saya beralasan saya belum ingin menikah , dan masih ingin membantu kedua orang tua saya .
haripun berjalan , saya masih menikmati kesendirian dan saya masih dengan semangat kerja ini demi keluarga . dan pada suatu hari akhirnya saya bertemu dengan teman yang satu kampung dengan saya . dia lelaki yang baik , sholeh dan mempunyai niat baik terhadap saya . namun lagi-lagi saya menolak ikhwan yang ketiga ini , entah saya pun tak tau mengapa saya menolaknya ? apakah setiap keputusan harus punya alasan ?? saya pun tak mengerti ...
saya hanya merasa tidak seharusnya saya bersama beliau , saya mencoba meraba-raba apa alasan dibalik keputusan saya kala itu . ya mungkin , hidup ditempat saya tinggal sekarang harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit , dan kondisi finansial beliau yang masih belum stabil , mungkin menjadi alasan alam bawah sadar saya untuk menolaknya . mungkin disebagian orang ada yang menggangap saya seorang wanita yang matre , tidak percaya janji ALLah bahwa menikah akan melancarkan rejeki , menolak orang sholeh dll . huuuuu , ternyata saya hanya akhwat macam ini .
Jiwa. Kenyamanan.
Bolehkah saya menolak karena alasan ini, karna entah mengapa saya terkadang kurang nyaman dalam berkomunikasi dengan beliau . Jujur, ada rasa bersalah saat saya menolak beliau. Saya takut Allah tidak ridho dengan keputusan saya ini, menolak orang sholeh. YA Robbiii… maafkan hamba-Mu ini… saya merasa bersalah hingga datanglah suatu hari kabar bahwa beliau memiliki kekasih 1 bulan setelah saya menolaknya.
Maka rasa bersalah itu kemudian menjadi sepenggal syukur penuh keharuan. Untunglah saya tidak membuat keputusan terlalu lama. Keputusan kita bisa jadi adalah kunci bagi terbukanya pintu takdir orang lain. Saya melihat akhwat yang menjadi kekasih beliau saat ini, hanya satu yang ingin saya ucapkan,”akhwat sholeh, cocok untuk beliau”
Baarakallah teman , percayalah saya pun ikut bahagia…
waktu terus berjalan , pada akhirnya saya pun merasa jatuh cinta ... saya jatuh cinta kepada seorang lelaki yang sholeh , baik , jujur dan sangat bertanggungjawab . bulan november tahun lalu , kami memutuskan untuk menjalin hubungan . beliau sangat sholeh dan bertanggung jawab itu yang membuat saya jatuh cinta , ya jatuh cinta dengan ahlak beliau . beliau mengajarkan banyak hal tentang hidup ini kepada saya . saya bersyukur sekali telah mengenalnya , dan kata-kata yang selalu saya ingat dari beliau adalah * jadikan pekerjaan sebagai hobi * dan kata-kata itupun yang selalu saya ingat sebagai semangat saya untuk menjalani pekerjaan saya .
dan pada akhirnya beliau memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami karena suatu hal , walaupun saya tahu beliau masih sangat mecintai saya . pertama-tama saya tidak menerima dengan keputusan beliau untuk mengakhiri hubungan kami . namun saya sadar , itu sudah jadi keputusannya , saya mencoba iklas dengan apa yang beliau kehendaki . toh jodoh tidak akan tertukar bukan ? mungkin ini yang terbaik untuk kami , jarak ini bukan untuk menghukum kami namun jarak ini akan menjaga saya dengan beliau . mungkin saat menjalin hubungan dengan beliau , saya sangat mencintai beliau sehingga ALLah murka dan tak ingin hambanya mencintai seorang mahluk melebihi cintaku kepadaNYA .
namun sampai saat ini kami masih berhubungan atau berkomunikasi dengan baik , entah mengapa saya sangat senang sekali ketika dia menghubungi saya ? hahaha , saya juga wanita biasa , ada kalanya sedang bijak dan adakalanya galau :D akhwat kan juga manusia yang punya hati .. hehheeh
Cukuplah cerita-cerita di atas dan silahkan menilai saya. Pasti ada yang bilang bahwa saya terlalu pemilih. Mungkin aka nada yang berceletuk bahwa kriteria saya terlalu tinggi. Ahhh saya tidak bisa menjawabnya.
“Jiwa. Menikah itu tentang kenyamanan jiwamu jeng-jeng , kata seorang teman saya yang pernah gagal dalam berumah tangga.
Lalu suatu saat teman saya memberitahu sebuah quote dari Tere Liye, katanya
“Hei, menikah itu bukan lomba lari, yang ada definisi siapa cepat, siapa lelet larinya. Menikah itu juga bukan lomba makan kerupuk, yang menang adalah yang paling cepat ngabisin kerupuk, lantas semua orang berseru hore.
Menikah itu adalah misteri Tuhan. Jadi tidak ada istilah terlambat menikah. Pun tidak ada juga istilah pernikahan dini. Selalu yakini, jika Tuhan sudah menentukan, maka akan tiba momen terbaiknya, di waktu paling pas, tempat paling tepat. Abaikan saja orang2 yang memang cerewet mulutnya bilang “gadis tua, bujag lapuk”, atau nyinyir bilang, “kecil2 kok sudah menikah”.
Entah ini menjadi semacam alibi atau pembenaran bagi saya. Tapi saya sangat menyukainya…
Saya percaya Allah, saya percaya segala sesuatunya sudah diatur-Nya dalam scenario yang teramat indah , sekian :)
0 Response to "catatan Hati seorang wanita , menolak Ikhwan"
Posting Komentar