Di manakah Rasulullah
***** awal kutipan *****
Siapa saja yang mati di atas keyakinan seperti ini, yakni meyakini bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah manusia biasa alias bukan dari Bani Adam atau meyakini bahwa beliau mengetahui hal yang ghaib; maka ini adalah keyakinan kufur yang pelakunya dianggap sebagai orang kafir karena melakukan kekufuran yang besar
Sumber: http://tamanqolbi.wordpress.com/2010/12/09/hukum-orang-yang-meyakini-bahwa-rasulullah-bukan-manusia-biasa/ atau
http://fatwaulama-online.blogspot.com/2008/03/hukum-orang-yang-meyakini-bahwa.html
*****akhir kutipan ****
Kami tertarik mengangkat fatwa/ketetapan Syaikh Ibnu Baz yang
merupakan dasar pentakfiran bagi mereka, ada dua kriteria di sana
berdasarkan adanya kata hubung “atau”.
Pertama, pentakfiran berdasarkan “siapa yang meyakini bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah manusia biasa alias bukan dari Bani Adam“
Kedua, pentakfiran berdasarkan “siapa yang meyakini bahwa beliau mengetahui hal yang ghaib“
Jika salah satu terpenuhi maka bagi Syaikh Ibnu Baz adalah pelakunya
dianggap sebagai orang kafir karena melakukan kekufuran yang besar.
Untuk kriteria kedua jelas fatwa/ketetapan tersebut bisa dibantah dengan
Dibukakan rahasia kegaiban kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. sebagaimana firman Allah swt.; “Tuhan Maha Mengetahui yang gaib. Maka Dia tidak akan membukakan kegaibannya itu kepada seorang pun, kecuali kepada Rasul yang di kehendaki”. (QS. Al Jin [72]: 26-27).
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“. (QS Al Isra [17]:85 )
Sedangkan untuk kriteria pertama ada kalimat “alias bukan dari Bani
Adam”. Namun kita belum tahu apa maksud perkataan “alias bukan dari Bani
Adam” disandingkan dengan “siapa yang meyakini bahwa Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah manusia biasa” karena “bukan dari
Bani Adam” sudah tidak perlu diperbincangkan lagi.
Namun pertanyaan sesungguhnya apakah Rasulullah itu manusia biasa atau manusia sempurna (insan kaamil).
Namun pertanyaan sesungguhnya apakah Rasulullah itu manusia biasa atau manusia sempurna (insan kaamil).
Kami teringat sebuah keterangan adanya seorang murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan bahwa “Tongkatku
ini masih lebih baik dari Muhammad, karena tongkat-ku masih bisa
digunakan membunuh ular, sedangkan Muhammad telah mati dan tidak tersisa
manfaatnya sama sekali“.
Mohon maaf tulisan di copy paste secara utuh dan dari sumbernya memang tidak terulis Shallallahu Alaihi Wasallam, mohon ampunannya ya Allah, ya Rasululllah, ya Habibullah.
Mohon maaf tulisan di copy paste secara utuh dan dari sumbernya memang tidak terulis Shallallahu Alaihi Wasallam, mohon ampunannya ya Allah, ya Rasululllah, ya Habibullah.
Kalau kami perhatikan para peziarah makam baginda Rasulullah, mulai
tampak seperti ibadah ritual fisik semata bahkan sebagian muslim
mengatakan bahwa ibadah haji adalah ritual fisik yang memerlukan bekal
fisik yang kuat.
Sehingga saudara muslim kita dari malaysia menuliskan curahan hatinya
mengenai suasana di dua tanah suci pada blognya silahkan baca http://ibnunajm.blogspot.com/2010/12/10-sebab-kenapa-wahabi-dikatakan.html
Ini cuplikannya
“Hudaibiyah adalah tempat sejarah yang pasti dilawati oleh sesiapa yang ke Mekah. Kejadian yang merupakan strategi paling licik oleh Allah dan Rasul keatas para penentangNya. Perjanjian yang dibuat untuk menipu Allah dan Rasul akhirnya menjadi senjata makan tuan. Islam menang besar hasil menandatangani perjanjian Hudaibiyah oleh Rasulullah SAW terhadap Kafir Quraisy. Sedangkan sejarah Ashabul Kahfi pun masih dibesarkan orang di Amman, inilah pula Hudaibiyah.
Sepatutnya tentulah sebuah muzium besar yang cukup gah dibangunkan di sekitar tempat kejadian terutama perigi dimana Rasulullah SAW meludah kepadanya hingga keluar air!
Tapi kenapakah Wahabi telah biarkan tempat itu menjadi tempat bakar sampah sahaja. Tulisan kecil pun tiada menunjukan itulah tempatnya. Alasan apakah yang boleh mengubat luka hati kami ini wahai Wahabi terhadap perbuatan mu kepada nabi kami? Kenapa kamu benci sangat kepadanya?
Ketika kami membaca tulisan-tulisan itu meneteslah air mata kami,
tiada kuasa menahan sedih dan perihnya hati namun kita harus tetap
sabar. Semua terjadi pasti atas kehendak Allah Azza wa Jalla juga.
KepadaNyalah kita mengadu.
Sekarang coba kami bertanya kepada sauadara-saudaraku Wahhabi atau
para pembela Wahhabi yang sempat berkunjung dan membaca blog ini.
Apakah Rasulullah sesudah wafat sebagaimana “orang biasa” ?
Dimanakah menurut keyakinan antum sekalian Rasulullah berada saat ini ?
Wassalam
0 Response to "Di manakah Rasulullah"
Posting Komentar