Syetan, ilbis dan qarin
Saya akan memulai pengantar tulisan ini dengan mengucapkan salam
terindah yang pernah ada, salam penhormatan Islam, salam penghormatan
dari Allah SWT, salam yang sangat baik dan diberkahi: Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
kerancuan definisi syetan yang seakan – akan sebagai jenis makluh
hidup yang diciptakan Allah SWT. Sebenarnya disebabkan cerita orang –
orang terdahulu yang kadang – kadang menyosokkan syetan sebagai makluh
berwajah menyeramkan dan tubuhnya hitam, matanya melotot dan suka
menghisap darah manusia.
Akibatnya ummat Islam yang “malas” menkaji (IQRO) dan merenungkan (ITIKAF) Al Qur’an memiliki anggapan seperti orang – orang terdahulu, bahkan di daerah sunda masih ada orang-orang yang takut terhadap syetan (bhs sunda: ririwa atau jurig) ada orang yang beranggapan bahwa ia pernah melihat kuntilanak (jin marga kuntiltana); rambutnya panjang terurai, bajunya putih, baunya harum, wajahnya cantik dan jalannya tidak menyentuh tanah. Orang itu pun lari ketakutan sambil berteriak syetan atau hantu
Akibatnya ummat Islam yang “malas” menkaji (IQRO) dan merenungkan (ITIKAF) Al Qur’an memiliki anggapan seperti orang – orang terdahulu, bahkan di daerah sunda masih ada orang-orang yang takut terhadap syetan (bhs sunda: ririwa atau jurig) ada orang yang beranggapan bahwa ia pernah melihat kuntilanak (jin marga kuntiltana); rambutnya panjang terurai, bajunya putih, baunya harum, wajahnya cantik dan jalannya tidak menyentuh tanah. Orang itu pun lari ketakutan sambil berteriak syetan atau hantu
Setan menurut bahasa Arab adalah ruuhun syariirun atau ruh yang
sangat jahat/buruk, al-hayatul khabitsah atau suatu kehidupan yang
sangat buruk dan mutamarridun madsadun atau pendurhaka yang merusak”.
Sedangkan setan secara istilah adalah sifat yang jahat yang tersembunyi
dalam diri jin dan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan dan
kehancuran. Jadi syetan adalah profesi atau sebutan dari kalangan jin
dan manusia yang jahat. Hal ini sesuai dengan definisi Allah mengenai
syetan dalam Al Qur’an:
“syetan yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan jin dan manusia”
(QS. An-Naas: 5-6)
(QS. An-Naas: 5-6)
“ dan demikian kami jadikan bagi tiap – tiap nabi itu musuh, yaitu
setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin. Sebagian lagi
membisikkan kepada sebagian lagi perkataan – perkataan yang indah –
indah untuk menipu manusia. Jikalau tuhanmu menghendaki, niscaya mereka
tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka
ada-adakan,”
(QS Al-An’am: 112)
(QS Al-An’am: 112)
dia antara sifat syetan itu adalah sifat congkak, sesat dan cinta
terhadap kejahatan. Jin yang bersiofat congkak dan cinta kejahatan
disebut setan. Manmusia yang memiliki sifat tersebut disebut juga setan.
Setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin yang ditetapkan
Allah sebagai musuh para nabi itu menperdaya sebagian yang lain dengan
kata-kata indah yang dibisikannya. Yang dimaksud dengan membisikkan
disini adalah memindahkan pengaruh internal dari sebagian kepada
sebagian yang lain, menipu dan mendorongnya untuk berbuat congkak, sesat
dan maksiat kepada Allah Azza Wa Jalla.
Setan jenis manusia, sepak terjangnya dapat dilihat secara nyata dan
jelas oleh mata telanjang kita, begitu pula bentuk permusuhan mereka
terhadap nabi dan orang yang beriman itu. Sementara seyetan jenis jin
bercampurbaur denjgan manusia untuk menjerumuskan dan menyesatkanya
dengan cara – cara yang tidak diketahui manusia. Sebagaimana firman
Allah di Al Qur’an:
“dan kami tetapkan bagi mereka teman – teman yang menjadikan mereka
memandang bagus apa yang ada dihadapan dan dibelakang mereka dan
tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu
sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang merugi”
(QS Fusshilat: 25)
(QS Fusshilat: 25)
“ dan orang-orang kafir berkata, “ya Tuhan kami perlihatkanlah kepada
kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian jin
dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kami kami
supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina”
(QS Fusshilat: 29)
(QS Fusshilat: 29)
QARIN
“barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang maha pemurah
(Al Quran), kami adakan baginya setan, maka setan itulah menjadi teman
(al Qarin) yang menyertainya”
(QS az-Zukhruf: 36)
(QS az-Zukhruf: 36)
rasulullah muhammad saw bersabda tentang al Qarin, “tidak satupun
dari kamu yang tidak diwakilkan oleh Allah seorang qarin (peneman)
baginya dari bangsa jin.” Para sahabat bertanya. “apakah qarin itu juga
diperuntukkan bagimu wahai Rasulullah Muhammad SAW?” beliau menjawab,
“juga bagi saya, akan tetapi Allah SWT telah menolongku terhadapnya,
lalu ia masuk Islam, sedangkan ia tidak akan menyuruhku kecuali pada
kebaikan.”
(HR muslim)
(HR muslim)
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “tidaklah ada seorang diantara
kalian kecuali disertakan untuknya qarin dari jin dan qarin dari
malaikat.”
(HR Muslim dan Ibnu Mas’ud)
(HR Muslim dan Ibnu Mas’ud)
sangat jelas bahwa Qarin itu merupakan salah satu suku bangsa jin
yang disebut QARIN yang ditugaskan Allah untuk selalu mengikuti manusia
dalam setiap aktivitasnya. Kemungkinan jin qarin masuk Islam oleh
pengaruh manusia dijelaskan Dr. Al Asyqar berkata: bisa jadi seorang
muslim manpu menpengaruhi jin pendampingnya kemudia dia masuk Islam”.
Tetapi Syeikh Wahid Abdus Salam Bali berkata: apa yang dikatakan oleh
Dr. Al Asyqar perlu ditinjau, karena pernyataannya tersebut
mengisyaratkan bahwa setiap muslim bisa menpengaruhi jin pendampingnya
hingga masuk Islam, bahkan secara tegas beliau menyatakan hal ini.
Padahal yang benar tidaklah demikian, karena pemberitahuan di dalam
hadist tersebut lahiriahnya menunjukkan bahwa hal tersebut khusus bagi
Nabi Muhammad SAW. Siapa yang menyatakan berlaku bagi umum maka ia harus
mengemukakan dalil. Sepanjang yang saya ketahui tidak ada dalil yang
mendukung pendapat itu.
Sahabat Umar bin Khattab yang dikenal kuat aqidahnya dan baik
komitmen agamanya, ditakuti syetan (golongan jin) tetapi beliau tidak
manpu mengislamkan jin pendampingnya. Selain itu seandainya seorang
muslim selain Nabi Muhammad SAW manpu mengislamkan jin pendampingnya
niscaya tidak ada lagi diadakannya ujian dan cobaan.
Seringkali kita mendengar kasus-kasus kesurupan dan menonton sinetron
atau reality show bertema jin, dimana “makluh ghaib” yang merasuki
tubuh manusia atau berada ditempat/rumah setelah dimediumisasi mengakui
sebagai ruh Rasulullah Muhammad SAW, ruh personil walisanga, ruh bung
karno, ruh raja-raja terdahulu dan ruh dari keluarga. Si “makluh ghaib”
itu menyakinkan dengan manpu menyebutkan tempat suatu kejadian,
peristiwa-peristiwa tertentu, silsilah/nasap keluarga dan sebagainya,
hal ini membuat orang-orang disekitarnya menyakini bahwa yang merasuk
memang ruh yang gentayangan.
Kalaupun ada kesamaan antara pengakuan si “makluh ghaib” dengan
sejarah hidup seseorang yang telah meninggal, bukanlah merupakan bukti
bahwa itu ruh orang tertentu yang bergentayangan. Itu adalah ulah jin
qarin orang tersebut saat masih hidup. Si jin qarin ini berumur penjang
dari orang itu yang memiliki data-data lengkap mengenai kehidupan
orang itu. Tentunya dengan mudah menjabarkan sejarah hidup orang itu.
IBLIS
Ilbis menurut bahasa arab berasal dari kata ablasa – yublisu –
ilbisan yang berarti putus asa, frustasi atau berdukacita. Ilbis
menurut Al Qur’an adalah salah satu dari golongan jin yang ingkar
terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam as. Hal tersebut
sebagaimana firman Allah:
“dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat,’sujudlah kamu
kepada adam,’maka kecuali ilbisd. Dia adalah golongan jin, maka ia
mendurhakai perintah tuhannya…”
(QS. Al Khafi: 50)
(QS. Al Khafi: 50)
“Allah berfirman:”apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada
Nabi Adam as) diwaktu aku menyuruhmu?” ilbis menjawab:”aku lebik baik
daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanah.”
(QS al A’raf: 12)
(QS al A’raf: 12)
sangat jelaslah ilbis itu bukan makluh baru ciptaan Allah SWT atau
tafsiran beberapa ulama terdahulu ilbis itu merupakan malaikat yang
membangkang Allah Azza Wa Jalla. Kedua ayat Al Qur’an diatas secara
implisit dan tegas menyebutkan ilbis berasal dari golongan jin yang
tercipta dari api. Sedangkan makluh Allah yang tercipta dari api hanya
bangsa jin bukan manusia yang tercipta dari tanah atau bangsa malaikat
yang tercipta dari cahaya.
Selain itu ada beberapa dalil yang membuktikan bahwa sebelumnya ilbis bukan dari golongan malaikat melainkan golongan jin:
1. ilbis memiliki keturunan, sementara malaikat tidak memiliki keturunan.
2. malaikat terjaga dari segala dosa, sementara ilbis tidak terjaga dari dosa
3. ilbis tercipta dari api, sedangklan malaikat tercipta dari cahaya.
4. dalam Al Qur’an ditegaskan bahwa syetan adalah jin.
5. banyak riwayat dari rasulullah muhammad saw dan para sahabat yang sampai kepada kita yang menegaskan bahwa ilbis adalah jin.
1. ilbis memiliki keturunan, sementara malaikat tidak memiliki keturunan.
2. malaikat terjaga dari segala dosa, sementara ilbis tidak terjaga dari dosa
3. ilbis tercipta dari api, sedangklan malaikat tercipta dari cahaya.
4. dalam Al Qur’an ditegaskan bahwa syetan adalah jin.
5. banyak riwayat dari rasulullah muhammad saw dan para sahabat yang sampai kepada kita yang menegaskan bahwa ilbis adalah jin.
sumber: catatan pribadi
0 Response to "Syetan, ilbis dan qarin"
Posting Komentar