Malam Nishfu Syaban
Malam Nishfu Sya'ban atau bahkan
seluruh bulan Sya'ban sekalipun adalah saat yang tepat bagi seorang
muslim untuk sesegera mungkin melakukan kebaikan. Malam itu adalah saat
yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak
aneka ragam amal kebaikan. Do'a adalah pembuka kelapangan dan kunci
keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdo'a kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Do'a adalah senjatanya seorang mukmin, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi. (HR.Hakim)"
"Do'a adalah senjatanya seorang mukmin, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi. (HR.Hakim)"
Nabi Muhammad juga bersabda:
"Seorang mukmin yang berdo'a selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus famili, niscaya Allah SWT menganugerahkan salah satu dari ke tiga hal. Pertama, Allah akan mengabulkan do'anya didunia. Kedua, Allah baru akan mengabulkan do'anya di akherat kelak. Ketiga, Allah akan menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi do'anya. (HR.Ahmad dan Barraz)"
"Seorang mukmin yang berdo'a selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus famili, niscaya Allah SWT menganugerahkan salah satu dari ke tiga hal. Pertama, Allah akan mengabulkan do'anya didunia. Kedua, Allah baru akan mengabulkan do'anya di akherat kelak. Ketiga, Allah akan menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi do'anya. (HR.Ahmad dan Barraz)"
Tidak ada tuntunan langsung dari Rasulullah tentang
do'a yang khusus dibaca pada malam Nishfu Sya'ban. Begitu pula tidak
ada petunjuk tentang jumlah bilangan sholat pada malam itu. Siapa yang
membaca Al Quran,
berdo'a, bersedekah dan beribadah yang lain sesuai dengan kemampuannya,
maka dia termasuk orang yang telah menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dan
ia akan mendapatkan pahala sebagai balasannya.
Adapun kebiasaan yang berlaku di
masyarakat, yaitu membaca Surah Yasin 3X dengan berbagai tujuan. yang
pertama dengan tujuan memperoleh umur panjang dan diberi pertolongan
dapat selalu taat kepada Allah.
Kedua, bertujuan mendapat perlindungan dari mara bahaya dan memperoleh
keluasan rizki. Dan ketiga, memperoleh khusnul khotimah (mati dalam
keadaan beriman), itu juga tidak ada yang melarang, meskipun ada
beberapa kelompok yang memandang hal ini sebagai langkah yang salah dan
batil.
Dalam hal ini yang patut mendapat perhatian kita adalah beredarnya tuntunan-tuntunan Nabi tentang
sholat di malam Nishfu Sya'ban yang sejatinya semua itu tidak berasal
dari beliau. Tidak berdasar dan bohong belaka. Salah satunya adalah
sebuah riwayat dari Sayyidina Ali:
"Bahwa saya melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban melakukan sholat 14 raka'at, setelahnya membaca Surah Al-Fatihah (14X), Surah Al-Ikhlas (14X), Surah Al-Falaq (14X), Surah Annas (14X), ayat kursi (1X) dan satu ayat terakhir Surah At-Taubah (1X).
"Bahwa saya melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya'ban melakukan sholat 14 raka'at, setelahnya membaca Surah Al-Fatihah (14X), Surah Al-Ikhlas (14X), Surah Al-Falaq (14X), Surah Annas (14X), ayat kursi (1X) dan satu ayat terakhir Surah At-Taubah (1X).
Setelahnya saya bertanya kepada baginda Nabi tentang apa yang dikerjakannya. Beliau menjawab:
"Barang siapa yang melakukan apa yang telah kamu saksikan tadi, maka dia akan mendapatkan pahala 20X haji mabrur, puasa 20 tahun dan jika pada saat itu dia berpuasa, maka ia seperti berpuasa 2 tahun, 1 tahun yang lalu dan setahun yang akan datang."
"Barang siapa yang melakukan apa yang telah kamu saksikan tadi, maka dia akan mendapatkan pahala 20X haji mabrur, puasa 20 tahun dan jika pada saat itu dia berpuasa, maka ia seperti berpuasa 2 tahun, 1 tahun yang lalu dan setahun yang akan datang."
Dan masih banyak lagi hadist-hadist palsu lainnya yang beredar di tengah-tengah kaum muslimin.
Para ulama menmai malam Nishfu Sya'ban dengan beragam nama. Banyak nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut:
- Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
- Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
- Lailatul Takfir (malam pelebur dosa).
- Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya do'a).
- Lailatul Hayah Walailatu 'Idil malaikah (malam hari rayanya malaikat).
- Lailatus Syafa'ah (malam syafa'at).
- Lailatul Baro'ah (malam pembebasan) dan masih banyak nama-nama yang lain.
Sehubungan dengan hal itu Imam
Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah lam yakunin Nabiyi sha
mim yashumum aksara min sya'baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana
yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban. Lebih jauh dari itu pada malam Nishfu Sya'ban, Allah SWT
menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada
malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafa'at (pertolongan),
maghfirah (ampunan) dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh
karena itu malam Nishfu Sya'ban diberi nama yang berbeda sesuai dengan
penekanan kebaikan yang dikandungnya. Imam Al-Ghazali mengistilahkan
malam Nishfu Sya'ban sebagai malam syafa'at karena menurutnya, pada
malam ke-13 bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan seperti 3 syafa'at kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafa'at itu diberikan secara penuh.
0 Response to "Malam Nishfu Syaban"
Posting Komentar