Maksiat yang di tebus
Balasan maksiat datang secepat kilat
Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa
yang melakukan kejahatan (maksiat dan dosa), niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan
tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah”. (QS An Nisa’ 123)
Para
shahabat menyatakan bahwa inilah ayat Al Qur’an yang paling berat bagi
mereka, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa Aisyah
mengatakan kepada Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam bahwa inilah
ayat Al Qur’an yang terasa paling berat bagi dirinya. (Tafsir Ibnu
Katsir Juz 1 hal 558)
Balasan Allah yang secepat kilat itu dikarenakan Allah tidak rela hamba-Nya yang beriman larut dalam kemaksiatan.
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِىَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ
“Sesungguhnya
Allah Maha Pencemburu, dan cemburunya Allah adalah di saat seorang
mukmin melanggar yang diharamkan-Nya” (HR Bukhari)
NASEHAT IBNU ABBAS TENTANG MAKSIAT
Shahabat Abdullah Bin Abbas Rodhiyallohu ‘anhuma berkata :
“Wahai
orang yang berbuat dosa, janganlah engkau merasa aman dari dosa-dosamu.
Ketahuilah bahwa akibat dari dosa yang engkau lakukan, adalah jauh
lebih besar dari dosa dan maksiat itu sendiri”.
“Ketahuilah bahwa
hilangnya rasa malu kepada malaikat yang menjaga di kiri kananmu saat
engkau melakukan dosa dan maksiat, adalah jauh lebih besar dosanya dari
dosa dan maksiat itu”.
“Sesungguhnya ketika engkau tertawa saat
melakukan maksiat sedangkan engkau tidak tahu apa yang akan Allah
lakukan atas kamu, adalah jauh lebih besar dosanya dari dosa dan maksiat
itu”.
“Kegembiraanmu saat engkau melakukan maksiat yang
menurutmu menguntungkanmu, adalah jauh lebih besar dosanya dari dosa dan
maksiat itu”.
“Dan kesedihanmu saat engkau tidak bisa melakukan
dosa dan maksiat yang biasanya engkau lakukan, adalah jauh lebih besar
dosanya dosanya dari dosa dan maksiat itu”.
“Ketahuilah bahwa
perasaan takut aib dan maksiatmu akan diketahui orang lain, sedangkan
engkau tidak pernah merasa takut dengan Pandangan dan Pengawasan Allah,
adalah jauh lebih besar dosanya dari aib dan maksiat itu”.
“Tahukah
engkau apa dosa Nabi Ayyub sehingga Allah mengujinya dengan sakit kulit
yang sangat menjijikkan selama bertahun-tahun, ditinggalkan keluarganya
dan habis harta bendanya ? Ujian Allah itu hanya disebabkan karena
seorang miskin yang didzalimi datang meminta bantuan kepadanya, tetapi
Nabi Ayyub tidak membantunya”.
(Suwar min Hayatis Shohabah jilid 3 hal 60 – 61)
LALU
BAGAIMANA JIKA MAKSIAT ITU TELAH KITA KETAHUI, KITA SADARI DAN KITA
YAKINI BAHWA ITU ADALAH MAKSIAT NAMUN KITA TERUS MELAKUKANNYA ?
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya
Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah
kami termasuk orang-orang yang merugi”. (QS Al A’raf 23)
“Dan
(ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus alaihis salaam), ketika ia pergi dalam
keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru (berdoa’) dalam keadaan yang sangat
gelap (di dalam perut ikan Paus) :
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak
ada Ilaah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
“Maka
Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”.
0 Response to " Maksiat yang di tebus"
Posting Komentar